Tautan-tautan Akses

Kanada Mulai Evakuasi Warganya dari Haiti dalam Skala Kecil


Seorang demonstran mengibarkan bendera Haiti dalam aksi protes meminta peungunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry di Port-au-Prince, pada 1 Maret 2024. (Foto: AP/Odelyn Joseph)
Seorang demonstran mengibarkan bendera Haiti dalam aksi protes meminta peungunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry di Port-au-Prince, pada 1 Maret 2024. (Foto: AP/Odelyn Joseph)

Kanada mulai melakukan evakuasi menggunakan helikopter bagi sejumlah warga negaranya yang masih berada di Haiti pada Senin (25/3). Menteri Luar Negeri Melanie Joly mengatakan, langkah itu diambil setelah angkutan udara komersial dari Port-au-Prince terputus karena kekacauan politik.

Dari 30 warga Kanada yang rentan dan telah meminta bantuan untuk meninggalkan negara Karibia itu, 18 orang di antaranya telah diterbangkan ke negara tetangga Haiti, yaitu Republik Dominika.

Sisanya diharapkan akan diterbangkan dalam beberapa hari ke depan. Jumlah total warga negara Kanada di Haiti mencapai sekitar 3.000 orang.

“Rakyat Haiti sedang menghadapi krisis multi dimensi: krisis keamaan, krisis kemanusiaan dan krisis politik. Geng-geng telah meneror jalanan. Perempuan dan anak-anak ketakutan dan meninggalkan rumah mereka, dan korupsi merajalela,” kata Joly dalam konferensi pers di Ottawa.

“Dan sekarang geng-geng itu telah menguasai bandara, memblokir cara untuk meninggalkan Port-au-Prince tanpa membuat keluarga-keluarga ini dalam bahaya,” tambah dia.

“Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk mampu membawa warga Kanada ke situasi aman.”

Republik Dominika adalah rute evakuasi yang paling cepat, kata Joly. Meski begitu, dia menekankan, bahwa siapapun warga Kanada di Haiti yang ingin dievakuasi harus memiliki paspor yang masih berlaku.

“Kami juga mencari pilihan-pilihan lain,” tambah Joly, sambil mendesak warga Kanada yang masih membutuhkan bantuan untuk mengecek akun media sosial milik Joly, atau laman Hubungan Global pemerintah Kanada untuk informasi.

Port-au-Prince masih menjadi lokasi pertikaian jalanan yang meletus pada akhir Februari, sebagai bagian dari gelombang kekerasan geng, yang telah mendorong pengunduran diri Perdana Menteri Ariel Henry, yang sudah dijanjikan sebelumnya.

Namun, pengunduran dirinya yang segera itu, tuntutan utama dari geng-geng bersenjata yang kemudian bersekutu untuk meluncurkan serangan ke ibu kota, ternyata tidak mengurangi kekerasan yang terjadi.

Dengan berlarut-larutnya pembentukan pemerintahan transisi, warga Haiti kebanyakan telah menderita akibat kondisi kekurangan bahan pangan yang serius. [ns/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG