Tautan-tautan Akses

Dirjen WHO: Politisasi Krisis Bisa Sebabkan Lebih Banyak Korban


Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers COVID-19 di Jenewa, Swiss, 28 Februari 2020.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam konferensi pers COVID-19 di Jenewa, Swiss, 28 Februari 2020.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (8/4), memperingatkan negara-negara bahwa mempolitisasi krisis global virus corona bisa menyebabkan lebih banyak kematian.

Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, hanya persatuan nasional dan global akan dapat mengalahkan virus itu, yang telah menginfeksi hampir 1,5 juta orang dan membunuh sekitar 87.000 orang.

Tedros menambahkan bahwa kantong-kantong mayat akibat infeksi berbahaya telah menumpuk. Dia mengatakan negara-negara di dunia seharusnya tidak membuang-buang waktu dengan menyalahkan pihak lain demi untuk memperoleh keuntungan politik tetapi sebaliknya harus bersatu untuk mengalahkan penyakit ini.

“Fokus semua partai politik seharusnya menyelamatkan anggotanya. Tolong, jangan mempolitisasi virus ini. Jika kita tidak menginginkan lebih banyak kantong mayat, maka kita jangan mempolitisasinya. Pesan singkat saya adalah, mohon hentikan politisasi COVID. "

Ia menyatakan demikian setelah Presiden Amerika Donald Trump mengkritik WHO dan mengancam akan memotong dana untuk organisasi kesehatan internasional itu.

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Presiden Trump mengatakan Amerika Serikat “akan menahan dengan kuat” uang yang dikirim ke organisasi itu. Dia mengatakan WHO salah. Presiden Trump kemudian menarik kembali ancamannya mengenai pendanaan untuk organisasi itu dengan mengatakan, “Kita lihat nanti.”

Amerika Serikat adalah kontributor terbesar bagi WHO.

Menanggapi kritik itu, dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros mendesak negara-negara agar menghindari politisasi pandemi "jika tidak ingin memiliki lebih banyak kematian."

Tedros mengatakan dia tidak membuang-buang waktu memikirkan serangan pribadi terhadap dirinya sementara ada begitu banyak masalah serius lainnya yang perlu ditangani. Tedros mengatakan dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan fokus menyelamatkan orang banyak.

“Saya bisa katakan kepada kalian, serangan pribadi telah terjadi selama lebih dari dua, tiga bulan. Caci maki atau komentar rasis, mengatakan saya hitam atau negro. Saya bangga menjadi orang kulit hitam dan bangga menjadi orang negro. Mungkin untuk pertama kalinya, saya akan mengumumkan bahwa saya bahkan mendapat ancaman pembunuhan,” ujarnya.

"Kini saatnya bersatu, bagi komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas guna menghentikan penyebaran virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," tambah Tedros.

Trump, yang banyak dikritik karena tidak bereaksi lebih cepat dan agresif untuk mencegah penyebaran virus itu di Amerika, Selasa (7/4), mencuit bahwa "WHO benar-benar gagal" dan menuduh organisasi itu "sangat China sentris." Ia juga mengatakan akan mempertimbangkan memangkas jutaan dolar bantuan Amerika bagi WHO.

Statistik Johns Hopkins University menunjukkan hingga Rabu (8/4), tercatat lebih dari 13.000 kematian akibat Covid-19 di Amerika. Dengan demikian, AS berada di urutan ketiga setelah Italia dan Spanyol. [ka/pp]

XS
SM
MD
LG