Tautan-tautan Akses

Turkmenistan Adakan Pemilihan Presiden


Seorang perempuan berjalan melewati papan yang memajang potret Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdymukhamedov di Ashgabat (Jumat, 10/2).
Seorang perempuan berjalan melewati papan yang memajang potret Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdymukhamedov di Ashgabat (Jumat, 10/2).

Warga Turkmenistan pergi ke tempat-tempat pemungutan suara hari Minggu untuk memilih Presiden negara Asia tengah itu.

Kurbanguly Berdymukhamedov berkuasa pertama kali tahun 2007. Laki-laki berusia 54 tahun itu dijuluki “Arkadag”, yang artinya pelindung, oleh orang-orang yang bekerja untuknya. Ia adalah presiden, perdana menteri, dan sekaligus panglima angkatan bersenjata. Ia juga dijuluki “Pahlawan Turkmenistan” oleh para anggota badan legislatif.

Analis politik Alexei Mukhin, yang bekerja pada Pusat Informasi Politik, mengatakan Berdymukhamedov besar kemungkinannya dijamin menang, karena penantang-penantang politik utamanya adalah rekan-rekannya di pemerintahan.

Ia mengatakan ada sejumlah besar calon yang berasal dari kelompok oposisi, yang tokoh-tokohnya tidak dianggap penting oleh para pemilih. Ada calon yang menangani anggaran negara itu, dan ada yang menanganai sumber-sumber dana pemerintahan. Presiden Berdymukhamedov merasa yakin akan memenangkan cukup suara untuk mencegah pemilihan ulang.

Negara di Asia Tengah itu memiliki empat persen cadangan gas dunia dan punya ladang-ladang minyak di Laut Kaspia. Presiden Berdymukhamedov giat memperluas pasaran penjualan gas negara itu untuk menarik investasi asing.

Alexei Mukhin mengatakan Presiden Berdymukhamedov paham sumber-sumber energi merupakan kepentingan besar mitra-mitra potensial negara itu. Pada saat bersamaan, negara itu tidak bisa memuaskan semua pihak sepenuhnya. Semua mitra Turkmenistan punya klaim atas negara itu, dan ini adalah faktor yang menghancurkan iklim investasi di negara itu dan membuat rejim negara itu sangat rapuh terhadap kecaman pihak luar.

Turkmenistan adalah salah satu negara pasca-Soviet yang paling tertutup di Asia Tengah. Hampir tiga juta warga Turkmenistan punya hak pilih, atau separuh jumlah penduduknya. Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) mengatakan tidak akan mengirim pemantau pemilihan ke negara itu karena terbatasnya kebebasan dan kurangnya persaingan politik. Hanya Eritrea dan Korea Utara yang menduduki peringkat lebih rendah daripada Turkmesnistan dalam indeks kebebasan pers oleh kelompok advokasi wartawan internasional, Reporters Without Borders.

Lima hari sebelum pendaftaran calon-calon presiden ditutup, sebuah peraturan yang membolehkan calon-calon kelompok oposisi untuk mendaftar diberlakukan. Para analis politik mengatakan peraturan itu tidak akan berdampak pada dominasi partai Presiden Berdymukhamedov.

XS
SM
MD
LG