Tautan-tautan Akses

Perdana Menteri Pakistan dan Sri Lanka Bertemu di Kolombo


PM Pakistan Imran Khan (tengah), berdiri bersama PM Sri Lanka Mahinda Rajapaksa (kanan) di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 23 Februari 2021. (AP Photo/Eranga Jayawardena)
PM Pakistan Imran Khan (tengah), berdiri bersama PM Sri Lanka Mahinda Rajapaksa (kanan) di Kolombo, Sri Lanka, Selasa, 23 Februari 2021. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan tiba di Sri Lanka, Selasa (23/2) ketika umat Islam melakukan protes di dekat kantor presiden menuntut pemerintah mengizinkan agar warga yang meninggal karena COVID-19 untuk dikuburkan dan bukan dikremasi.

Muslim Sri Lanka berharap Khan akan mengangkat masalah penguburan itu ketika bertemu rekan-rekannya pada hari Selasa dan Rabu (24/2).

Khan dijadwalkan bertemu dengan Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kakak laki-lakinya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, selama kunjungan dua hari tersebut.

Ketika Khan, perdana menteri Pakistan yang mayoritas Muslim, memulai kunjungannya, sekitar 2.000 pengunjuk rasa berkumpul di dekat kantor presiden di Kolombo menuntut agar penguburan diizinkan bagi Muslim yang meninggal akibat COVID-19.

Dua pekan lalu Mahinda Rajapaksa memberikan kepastian rencana pemberian izin bagi umat Islam yang meninggal karena COVID-19 untuk dimakamkan.

Selama ini pemerintah Sri Lanka belum mengizinkan. Khan sebelumnya menyambut jaminan Rajapaksa dalam sebuah cuitan.

Sri Lanka adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha di mana umat Buddha dan Hindu yang merupakan kelompok agama terbesar kedua, biasanya melakukan kremasi bagi warga yang meninggal.

Jumlah warga Muslim mencapai sekitar tujuh persen dari 22 juta penduduk negara itu.

Pemerintah telah mewajibkan kremasi seluruh warga yang meninggal karena COVID-19, dengan menyatakan virus di jenazah manusia dapat mencemari air bawah tanah.

Warga Muslim dan non-Muslim telah memprotes aturan itu selama setahun terakhir, menyebutnya tidak ilmiah dan tidak sensitif terhadap keyakinan Muslim.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Amerika Serikat juga telah menyuarakan keprihatinan itu dengan pemerintah Sri Lanka. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG