Tautan-tautan Akses

Oposisi Bahrain Serukan Boikot Pemilu


Para demonstran oposisi membawa foto Sheikh Ali Salman, Sekjen Partai Al-Wefaq yang ditahan pemerintah dalam aksi di Manama, Bahrain (foto: dok).
Para demonstran oposisi membawa foto Sheikh Ali Salman, Sekjen Partai Al-Wefaq yang ditahan pemerintah dalam aksi di Manama, Bahrain (foto: dok).

Kelompok oposisi utama Bahrain hari Selasa (9/10) menyerukan boikot pemilihan parlemen bulan depan, November, setelah anggotanya dilarang mencalonkan diri.

Pemungutan suara itu diadakan setelah gelombang kerusuhan sejak tahun 2011, ketika pasukan keamanan di negara Teluk yang diperintah orang-orang Sunni itu membungkam protes yang dipimpin orang-orang Syiah, penduduk mayoritas negara itu, yang menuntut monarki yang konstitusional dan perdana menteri terpilih.

Pihak berwenang telah memenjarakan ratusan pembangkang, mencabut kewarganegaraan banyak dari mereka dan melarang gerakan oposisi termasuk Al-Wefaq, gerakan utama yang mewakili penduduk Syiah kerajaan tersebut.

Undang-undang yang dikeluarkan Juni lalu melarang "pemimpin dan anggota asosiasi politik yang dibubarkan karena melanggar konstitusi kekhalifahan atau undang-undangnya" mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen.

Pengadilan Bahrain memerintahkan pembubaran Al-Wefaq pada tahun 2016 karena "membantu teroris", menghasut kekerasan dan mendorong demonstrasi yang mengancam akan memicu pertikaian sektarian.

Pihak berwenang juga melarang kelompok oposisi sekuler utama, National Democratic Action Society atau Waad.

Partai-partai oposisi memboikot pemilu terakhir tahun 2014 - yang pertama sejak penindasan tahun 2011 - dan menyebut pemilu itu sebagai "lelucon".(ka)

XS
SM
MD
LG