Avish Parashar adalah pakar pengembangan diri. Ia mengamati bahwa ketika banyak orang dihadapkan pada keputusan penting, mereka merasa perlu untuk minta nasihat dari teman, rekan dan pakar. Sayangnya, acapkali nasihat itu diabaikan ketika kita tidak menyukai apa yang kita dengar.
Memang adalah manusiawi kalau kita ingin membantah atau mengabaikan nasihat yang tidak kita sukai. Tetapi meskipun demikian, hal ini belum tentu tepat. Jadi adalah bijaksana bila kita meminta saran orang lain, tetapi sebelum melakukan hal itu, pastikan bahwa Anda siap menerima saran, apapun isinya.
Ada dua pertanyaan yang harus anda ajukan. Pertama, apakah Anda mencari nasehat atau restu? Acapkali yang kita inginkan adalah sekedar tepukan di bahu dan ucapan, "Ya yang anda lakukan sudah benar, teruskan saja." Urungkan niat meminta nasehat, kalau yang Anda cari hanyalah sekedar restu.
Kedua, apakah Anda siap menghadapi kenyataan atau kebenaran? Meminta nasehat tanpa pikiran terbuka bak menambang emas dengan mata tertutup. Sekalipun anda bertemu dengan “butiran emas”-nya, Anda tidak akan menyadarinya. Kadang-kadang kenyataan atau kebenaran itu tidak menyenangkan. Seseorang bisa memberi Anda saran yang benar-benar tidak mau Anda laksanakan. Atau, mungkin saja mereka memberi tahu Anda bahwa ide Anda ada cacatnya.
Jadi, kalau suatu waktu Anda membuat keputusan yang sulit, tinjau kembali kedua pertanyaan ini sebelum minta saran orang lain. Pertanyaan ini bisa mencegah Anda secara lalai, mengabaikan nasihat mereka.