Tautan-tautan Akses

Makanan yang Terkontaminasi Akibatkan 600 Juta Orang Sakit Setiap Tahun


Anak-anak membeli makanan di sebuah toko di daerah banjir di mana Sungai Nil meluap setelah hujan lebat terus-menerus, yang menyebabkan ribuan orang mengungsi, di Bor, Sudan Selatan tengah, 9 Agustus 2020. (Foto: AFP)
Anak-anak membeli makanan di sebuah toko di daerah banjir di mana Sungai Nil meluap setelah hujan lebat terus-menerus, yang menyebabkan ribuan orang mengungsi, di Bor, Sudan Selatan tengah, 9 Agustus 2020. (Foto: AFP)

Menjelang Hari Keamanan Pangan Sedunia 7 Juni, sejumlah badan PBB menyerukan aksi bersama untuk memastikan bahan makanan bebas dari bahan beracun yang menyebabkan ratusan ribu kematian tiap tahunnya.

Sebuah laporan PBB tentang keamanan pangan global menemukan hampir 690 juta orang menderita kelaparan kronis pada 2019, sebelum pandemi COVID-19. Dampak menyeluruh dari pandemi terhadap keamanan pangan masih belum diketahui. Namun, laporan ini memprediksi sebanyak lebih dari 132 juta orang akan mengalami kekurangan pangan di 2020 akibat aturan pembatasan sosial karena COVID-19.

Dominique Burgeon, Direktur Organisasi Pangan dan Pertanian PBB di Geneva, mengatakan keselamatan pangan adalah kunci dari keamanan pangan.

“Setiap tahun, 600 juta orang jatuh sakit dan satu dari 10, atau sekitar 420 ribu meninggal dunia karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri, virus, parasit, racun atau zat kimia berbahaya. Ini adalah fenomena gunung es karena data pengamatan yang menyeluruh untuk penyakit yang diakibatkan makanan tidak tersedia di mana pun,” kata Burgeon.

Lebih lanjut, ia mengatakan makanan yang tidak aman menyebabkan beban keuangan yang signifikan pada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, sebesar kehilangan produktivitas sekitar $90 miliar AS setahun.

Sejumlah badan PBB mengatakan keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama dan semua pihak memiliki peran dalam menjaga agar makanan tetap aman dan masyarakat tetap sehat. Burgeon mengatakan hal ini termasuk mereka yang memproduksi makanan, industri, pemerintah, dan konsumen.

“Cara Anda menyimpan makanan, cara Anda memasak. Namun, tentu saja, menurut saya semuanya - kebun hingga ke meja makan. Mulai dari awal proses. Cara makanan diproduksi… cara makanan disimpan, dan kemudian dikirim, diproses, dan sebagainya,” kata Burgeon.

FAO mengatakan keamanan pangan melibatkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan. Memahami dan menjaga keamanan semua aspek dalam rantai makanan menurut mereka akan berkontribusi terhadap kesehatan hidup manusia dan bumi. [er/ah]

XS
SM
MD
LG