Tautan-tautan Akses

Aktivis Iran Mogok Makan dan Minum dalam Penjara


Farhad Meysami, aktivis HAM Iran dan dokter berusia 48 tahun yang kini dipenjara di Teheran (foto: dok).
Farhad Meysami, aktivis HAM Iran dan dokter berusia 48 tahun yang kini dipenjara di Teheran (foto: dok).

Jila Baniyaghoob, aktivis hak-hak perempuan Iran mengatakan, sekutunya, aktivis laki-laki, yang dipenjara di Iran sejak Juli, berencana melebarkan aksi mogok makan-nya dalam beberapa hari mendatang untuk memrotes tindakan sewenang-wenang pemerintah terhadap aktivis hak asasi.

Dalam rangkaian cuitan yang diterbitkan hari Rabu (5/9), aktivis hak-hak perempuan di Iran, Jila Baniyaghoob, melaporkan apa yang dikatakannya adalah pesan yang dikirim dari penjara Evin di Teheran, oleh sekutunya yang dipenjara, dokter berusia 48 tahun, Farhad Meysami. Ia tidak menjelaskan bagaimana ia mendapat pesan itu.

Baniyaghoob mengatakan Meysami bertekad mengubah aksi mogok makannya dari "basah" menjadi "kering" mulai Sabtu ini. Artinya, ia tidak akan minum dan makan. Ia menambahkan, Meysami bertekad hanya akan meminum sejumlah air yang dibutuhkan untuk meminum obat.

Organisasi-organisasi HAM mengatakan Meysami memberitahu keluarga dan teman-temannya bahwa ia sudah mogok makan di penjara sejak 1 Agustus, sehari setelah pasukan keamanan menangkap Meysami di kantornya, di mana ditemukan buku-

buku yang dipercaya ilegal dan lencana dengan slogan memrotes Kebijakan Iran menegakkan hukum Islam, memaksa perempuan untuk berjilbab atau mengenakan jilbab di depan umum.

Baniyaghoob, pemenang "Hadiah Keberanian dalam Jurnalistik," dari Yayasan Media Perempuan Internasional untuk tahun 2009, mengatakan Meysami hendak melakukan mogok makan penuh guna menarik perhatian pada nasib aktivis hak-hak sipil lainnya di Iran. Ia mengatakan Meysami menuntut dihentikannya pemanggilan, interogasi dan pelecehan oleh pemerintah terutama terhadap empat aktivis: Reza Khandan, saudara perempuan Khandan, Jila Karamzadeh Makvandi dan Mohammad Reza Davoud Farhadpour.

Khandan, suami pengacara hak asasi terkemuka Nasrin Sotoudeh, ditangkap hari Selasa setelah berkampanye untuk pembebasan istrinya, yang dijebloskan pihak berwenang Juni lalu. Keduanya dituduh melakukan pelanggaran keamanan nasional dengan menyatakan dukungan bagi perempuan Iran yang melancarkan protes terbuka, menentang undang-undang negara itu tahun ini yang mewajibkan pemakaian jilbab.

Meysami, sahabat Sotoudeh, juga dituduh melanggar keamanan nasional, termasuk mendorong perempuan agar tidak berjilbab di depan umum, menurut aktivis HAM.

Belum ada komentar atas kasus Meysami di media pemerintah Iran. [ka]

XS
SM
MD
LG