Pasukan keamanan di Nepal memberikan perlindungan kepada bus-bus dan truk-truk, penumpang, serta tempat penjualan bahan bakar dan sediaan lainnya di ibukota. Hal ini disebabkan karena armada angkut dan sarana penunjangnya disana tidak mematuhi sebuah blokade yang diserukan oleh pembrontak Maoist.
Pemerintah kerajaan di Kathmandu mengerahkan helikopter-helikopter serta truk-truk militer pada hari Minggu untuk mengawal kendaraan-kendaraan umum tersebut.
Pembrontak Maois mulai melakukan sebuah blokade diseluruh negri itu pada hari Minggu guna memprotes keputusan Raja Gyanendra pada tanggal 1 Pebruari untuk memecat pemerintah yang berdasarkan UUD Kerajaan, dan sebagai penggantinya memberlakukan keadaan darurat.
Pembrontak mengatakan, mereka akan meneruskan blokade itu sampai raja mengubah keputusannya. Gerilya telah menolak usaha untuk menyelenggarakan pembicaraan perdamaian dengan pemerintah.
Blokade ini yang dimulai pada peringatan tahun ke 9 dari pembrontakan melawan Kerajaan. Mereka berkehendak untuk membentuk sebuah negara sosialis dan sejauh ini pembrontakan ini telah menewaskan lebih dari 11 ribu warga Nepal.