Tautan-tautan Akses

TERORIS SEDUNIA MENGGALANG PERSATUAN  - 2005-01-18


Dalam sebuah pertemuan di Washington, sekelompok diplomat tinggi dari seluruh dunia menyerukan kerjasama internasional yang lebih baik dalam perang global melawan teror.

Michael Swetnam, Ketua Pusat Internasional Bagi Studi Terorisme Institut Potomac, yang menyelenggarakan pertemuan itu mengatakan, banyak kelompok teroris yang tadinya berdiri di suatu negara saja, sekarang bersatu sehingga menjadi keprihatinan seluruh dunia.

Kelompok-kelompok internasional ini, yang dipimpin organisasi seperti al-Qaeda, menjadi ancaman bagi dunia internasional. Meskipun cita-cita perjuangan mereka bersifat lokal dan berbeda-beda, mereka bergabung menjadi suatu organisasi internasional. Mereka berbagi pendanaan, pelatihan, dan tidak hanya menjadi ancaman bagi penduduk negara tempat kelompok itu mula-mula berdiri, tetapi bagi penduduk di seluruh dunia. Bergabungnya berbagai kelompok radikal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat internasional, sehingga membuat dunia bersatu dalam usaha membasmi teror.

Para diplomat dari Turki, Singapura, Mesir, Indonesia, Jerman dan Spanyol menghadiri forum itu, dan sependapat bahwa internasionalisasi kegiatan teror ini harus membuat masyarakat dunia bersatu dalam menghadapinya.

Duta Besar Turki untuk Amerika, Osman Faruk Logoglu mengatakan, ia cemas karena dunia sekarang memusatkan perhatian pada terror yang dilakukan ekstremis Muslim, sehingga mengabaikan kelompok-kelompok lain, yang menurutnya tidak kalah berbahaya.

Kata Osman Faruk Logoglu: “Perdebatan mengenai kegiatan teroris semakin terbatas pada terror yang dilakukan ekstremis Muslim. Sebagai unsur pengambilan kebijakan, ini adalah kekeliruan fatal. Sebagai unsur diplomasi publik, ini berbahaya karena menimbulkan perpecahan. Ini keliru karena teror yang dilakukan ekstremis Muslim hanyalah satu dari banyak teror. Seperti kami katakan di Turki, teror tidak punya agama, etnis atau kebangsaan.”

Wakil Duta Besar Indonesia di Amerika, Harry Purwanto mengatakan, teroris menggunakan Internet untuk menjalin jaringan dengan kelompok-kelompok lain, menyebar propaganda, mengumpulkan dana, dan mengkoordinasikan kegiatan ilegal.

Harry Purwanto mengatakan, jangkauan media berita yang meliput seluruh dunia juga menimbulkan dampak. Liputan media yang agresif dan ekstensif di seluruh dunia sering menguntungkan teroris, karena suatu serangan teroris dapat dengan seketika menimbulkan ketakutan di seluruh dunia. Yang lebih parah lagi, laporan yang luas dan terinci mengenai serangan teroris di suatu tempat di dunia, dapat membuat orang di tempat-tempat lain menirunya, atau menggunakannya sebagai pedoman dalam menyusun dan mengembangkan rencana serangan teror mereka sendiri.

Wakil Duta Besar Singapura di Washington, Susan Sim mengatakan, negara-negara yang memerangi terorisme perlu mengembangkan kampanye ideologi untuk menangkal retorika pengkhotbah ekstrimis di sekolah-sekolah agama.

Susan Sim mengatakan, kaum moderat perlu didorong supaya angkat bicara, menolak siapapun yang menganjurkan penggunaan teror.

Susan Sim mengatakan: “Kita perlu memobilisasi kaum Muslim moderat, agar mereka tidak dapat diintimidasi oleh kaum ekstrimis. Kita juga perlu meregulasi dan sekolah-sekolah ekstrimis dengan menyingkirkan guru-guru ekstrimis. Ini perlu untuk menetralkan racun yang mereka tularkan kepada murid-murid sekolah agama.”

Juan Sell, konsul bidang politik Kedutaan Besar Spanyol mengatakan, intelijen yang lebih baik merupakan kunci langkah penegakan hukum yang lebih efektif terhadap teroris. Juan Sell memperingatkan bahwa meskipun ancaman meningkat, kebebasan sipil harus tetap dilindungi.

Katanya: “Dari pengalaman kita tahu bahwa terorisme hanya dapat dikalahkan dengan senjata demokrasi, tertib hukum, dan dihormatinya hak asasi. Dalam perang melawan teroris, tidak ada jalan pintas. Teroris akan menyatakan kemenangan kalau demokrasi mengorbankan hak dan kebebasan rakyat atas nama keamanan. Kita tahu bahwa kita harus mengandalkan tindakan terus menerus oleh pasukan keamanan dan dinas intelijen.”

Juan Sell dan para diplomat lain sependapat bahwa tidak ada satu negarapun yang dapat memerangi terorisme sendirian. Para diplomat mengatakan, peningkatan kerjasama antara negara-negara di dunia adalah cara terbaik untuk menghadapi meningkatnya internasionalisasi ancaman teroris. (VOA/Djoko Santoso)

XS
SM
MD
LG