Tautan-tautan Akses

AMERIKA DIJUAL? <br>Oleh: Leon Howell - 2004-12-21


Perusahaan komputer terbesar Cina, Lenovo, pekan lalu membeli divisi komputer pribadi perusahaan Amerika IBM. IBM adalah perusahaan yang mula-mula membuat komputer pribadi, atau PC, lebih dari 20 tahun yang lalu.

Transaksi bersejarah ini memiliki beberapa implikasi. Pertama, Lenovo yang sebelumnya tidak dikenal di negara lain, sekarang menjadi perusahaan internasional. Lenovo menjadi pembuat komputer pribadi terbesar ketiga di dunia, setelah Dell dan Hewlett Packard. Menurut rincian transaksi bernilai 1,75 milyar dolar yang akan dirampungkan dalam beberapa bulan itu, Lenovo akan menggunakan merek IBM selama lima tahun pertama, sampai mereknya sendiri lebih dikenal secara internasional.

Kedua, IBM terkenal di dunia karena keunggulan teknologinya. IBM adalah salah satu kebanggaan Amerika, tetapi pangsa pasarnya semakin menciut. Sekarang, IBM dapat memusatkan perhatian pada keunggulannya, yaitu mendesain cara-cara canggih bagi korporasi dan badan-badan pemerintah untuk menggunakan komputer sebaik-baiknya.

Ketiga, IBM tidak cabut begitu saja, tetapi masih memiliki 20 persen saham Lenovo, dan akan memadukan riset komputernya yang inovatif dengan ketrampilan produksi Lenovo. IBM juga mendapat akses lebih baik ke Cina.

Keempat, ini mengubah cara orang melakukan sesuatu. Negara-negara Asia, terutama Jepang, Cina, Korea dan Taiwan, telah lama menjual barang-barang ke Amerika, atau membuat barang-barang untuk perusahaan Amerika. Lenovo berusaha melakukan sesuatu yang berbeda. Mereka mengambil langkah yang sulit tetapi mungkin membuatnya menjadi sangat kuat, dengan menggabungkan operasi kedua perusahaan dalam bidang komputer pribadi, menjadi satu.

Pejabat tertinggi Lenovo, seorang Cina, akan berkantor di New York. Pejabat tertinggi bidang produksi, juga seorang Cina, akan berkantor di Beijing. Direktur Utama Operasi, seorang Amerika, akan tetap berkantor di North Carolina, Amerika. Sekitar 1.900 dari 10.000 orang pegawai IBM di North Carolina akan menjadi pegawai Lenovo.

Dalam pertemuan terbuka yang dilakukan pada hari diumumkannya transaksi ini, para pekerja di Beijing dan North Carolina bertanya-tanya apakah mereka akan harus pindah negara. Pihak pimpinan menjawab, untuk sebagian besar pegawai, kemungkinan itu sangat kecil. Mereka juga menyatakan, tidak akan terjadi pengurangan besar dalam jumlah pegawai.

Agar usaha ini berhasil, pegawai yang bekerja di tempat yang sangat jauh satu sama lain itu harus saling mengenal lewat email, faksimili, tilpon, latihan kerja bersama, dan saling kunjung melintasi Samudera Pasifik. Ini tidak akan mudah. Jarak, budaya, dan gaya kerja, membuat pelaksanaannya menjadi rumit. Tetapi orang-orang yang terlibat berpendapat, ini layak ditempuh mengingat besarnya manfaat yang dapat diperoleh. Seorang pakar mengatakan, penggabungan ini akan berlangsung lebih mulus daripada usaha serupa antara perusahaan Jepang dan Amerika. Warga Cina dan Amerika, menurut mereka, tampaknya dapat bekerjasama dengan baik.

Ini semua adalah bagian dari perekonomian global yang mengalami perubahan. Jaringan toko pengecer terbesar di Amerika, Wal-Mart, telah membangun usahanya, antara lain dengan membuat sebagian besar barang dagangannya di Cina. Tahun lalu, Wal-Mart membeli barang dagangan bernilai 18 milyar dolar dari Cina. Seandainya Wal-Mart adalah suatu negara, maka Wal-Mart adalah mitra dagang terbesar nomor delapan bagi Cina.

Kemudian, tanggal 11 Desember Cina mengumumkan perubahan kebijaksanaan. Perusahaan-perusahaan asing boleh mendirikan toko di manapun di Cina, tanpa melakukan usaha patungan dengan perusahaan Cina. Wal-Mart segera mengatakan, akan membuka 15 toko baru di Cina, sehingga seluruhnya, akan ada lebih dari 50 toko Wal-Mart di Cina. Wal-Mart bahkan sepakat mengizinkan pegawainya membentuk serikat buruh. Cina adalah satu-satunya negara, di mana pegawai Wal-Mart diizinkan membentuk serikat buruh.

Sementara itu, negara-negara lain di dunia mendanai hutang Amerika yang semakin menggunung. Bank-bank sentral berbagai negara di dunia menguasai 37 persen hutang Amerika, naik dari 5 persen pada tahun 1965. Jepang dan Cina merintis pembelian surat-surat berharga dan obligasi Amerika. Korea, Taiwan, Thailand dan Indonesia juga memegang peran cukup penting dalam perkembangan ini.

Langkah Lenovo ini, menandai meningkatnya usaha untuk membuka Amerika bagi investasi finansial yang lebih langsung, dan persaingan memperebutkan kontrol atas bisnis Amerika. Keterlibatan negara-negara lain di dunia yang sangat penting bagi kesehatan ekonomi Amerika, menandai era baru yang menggembirakan meskipun penuh tantangan. (Howell/VOA/Djoko Santoso)

XS
SM
MD
LG