Pasukan Amerika dan Irak melancarkan pembersihan dari rumah ke rumah mencari pemberontak yang bersembunyi di kota Samarra di Irak Utara , setelah melancarkan serangan selama dua hari untuk merebut kota itu kembali. Kurang lebih 3000 pasukan Amerika dan 2000 pasukan Irak sekutunya memasuki Samarra hari Jumat, dalam salah satu operasi terbesar pasukan koalisi dalam lebih dari satu tahun. Pejabat-pejabat Amerika mengatakan 125 pemberontak tewas dan 88 tertangkap dalam operasi militer itu. Kantor Berita Assosicated Press mengutip seorang pejabat rumah sakit lokal yang mengatakan rumah sakit itu menerima 70 mayat, termasuk mayat 23 anak-anak. Di selatan, pesawat-pesawat Amerika mengebom sasaran-sasaran di kota Fallujah hari Ahad. Pejabat-pejabat Amerika mengatakan serangan udara itu menewaskan dua orang dan mencederai 10 orang dekat sebuah gedung dimana 10 sampai 15 pemberontak memindahkan senjata.
Sementara, saudara sandera Inggris Kenneth Bigley menghimbau pemimpin Libya Muammar Gadhafi agar membantu pembebasannya dari kaum militan di Irak. Paul Bigley meminta hal itu melalui putra pemimpin Libya tersebut, Saif. Saudara sandera itu mengatakan ia telah mendengar dari Yayasan Gadhafi bahwa yayasan itu akan melakukan yang dapat mereka lakukan untuk memperoleh pembebasan Bigley dari tangan para penculiknya yang terkait dengan teroris yang dicari-cari, Abu Musab al Zarqawi.
Sementara itu, yang berwajib sedang berusaha mengidentifikasi mayat seorang pria dan wanita yang ditemukan di selatan Baghdad Sabtu malam. Beberapa pejabat mengatakan pria yang dipenggal kepalanya dan perempuan yang ditembak itu kemungkinan orang-orang Barat, berdasar raut muka mereka.
Dalam perkembangan lain, sebuah perusahaan Yordania mengumumkan akan memenuhi tuntutan kaum militan yang menahan seorang pekerjanya dan menghentikan kegiatannya di Irak.