Australia memperingatkan akan bahaya serangan teroris yang baru di Jakarta, sehari setelah sebuah bom mobil di luar kedutaan besar Australia di ibukota itu menewaskan 9 orang dan melukai 180 orang lainnya. PM Australia John Howard mengatakan, intelijen yang dikumpulkan sejak pemboman kemarin menunjukkan, mereka yang bertanggungjawab melakukan serangan tsb memiliki pelaku yang cukup di Indonesia untuk melakukan serangan lain. Pagi hari ini, MenLu Australia Alexander Downer mengungkapkan indikasi mengarah kepada kelompok militan regional Jemaah Islamiyah, yang mendalangi pemboman tsb. Kelompok itu dikaitkan dengan jaringan teroris al-Qaida. Berbicara setelah mengunjungi lokasi pemboman tsb, Downer berjanji untuk membantu mencari pelaku yang bertanggungjawab. Ahli bom Australia saat ini berada di Indonesia guna membantu investigasi mengenai hal itu. Polisi Indonesia mengutarakan pemboman tsb kemungkinan adalah operasi bunuh diri.
Australia mengemukakan, pihak kepolisian Indonesia, kemarin, menerima peringatan sekitar 45 menit sebelum pemboman mobil terjadi di luar kedutaan besar Australia di Jakarta. Para pejabat Australia mengatakan pesan elektronik itu memperingatkan akan ada serangan terhadap kedutaan-kedutaan besar negara-negara Barat, jika ulama militan Kiyai Abu Bakar Bashir tidak dibebaskan. Pihak kepolisian Indonesia belum memberi komentar terhadap pernyataan itu. Bashir, yang saat ini ditahan di sebuah penjara Jakarta diduga akan didakwa sehubungan dengan pemboman hotel mewah di Jakarta tahun lalu, yang menewaskan 12 orang. Bashir adalah tersangka pemimpin spiritual Jemaah Islamiyah, yang dituduh Australia melakukan pemboman kemarin. Bashir menyangkal berkaitan dengan terorisme apapun dan bersiteguh bahwa kelompok Jemaah Islamiyah itu tidak ada.