Cina dan Filipina telah menandatangani perjanjian untuk melakukan survai eksplorasi endapan minyak di Laut Cina Selatan. Perjanjian itu diumumkan Kamis kemarin pada hari kedua kunjungan kenegaraan Presiden Filipina Gloria Arroyo ke Beijing. Perjanjian itu menetapkan Perusahaan Minyak Lepas Pantai Nasional Cina dan Perusahaan Minyak Nasional Filipina akan mengumpulkan dan meng-analisis data gempa di wilayah itu. Para pejabat Filipina mengatakan perjanjian itu tidak mencakup pemboran. Pernyataan itu tidak menyebut apakah wilayah dalam perjanjian itu mencakup Kepulauan Spratly yang dipersengketakan oleh sejumlah negara, termasuk Cina dan Filipina. Kedua negara memiliki sejarah panjang hubungan sukses di bidang ekonomi dan diplomatik. Perdagangan bilateral mencapai 9,4 milyar dollar tahun 2003, peningkatan hampir 80 persen dari tahun sebelumnya.