Komisi pemilihan umum Serbia mengatakan bahwa kecilnya minat pemilih telah menggagalkan usaha pemilihan Presiden yang ketiga kalinya. Kata komisi itu, hanya 38 persen pemilih yang memberikan suara hari Minggu, jauh dibawah 50 persen yang dibutuhkan supaya hasilnya bisa dinyatakan sah. Organisasi keamanan dan kerjasama Eropa atau OSCE mendesak penguasa Serbia untuk menghapuskan persyaratan 50 persen pemilih supaya hasilnya bisa dinyatakan sah. Kata jurubicara departemen LN Amerika Richard Boucher, kegagalan pemilihan umum itu disebabkan adanya aksi boikot yang dilancarkan oleh dua partai politik yang berhaluan Demokrat. Jabatan Presiden Serbia kosong sejak Presiden Milan Milutinovic habis masa jabatannya bulan Januari lalu. Bekas Presiden itu sedang diadili oleh mahkamah kejahatan perang di Den Haag karena perannya dalam konflik di Kosovo tahun 1990-an.