Utusan khusus PBB untuk Birma merencanakan kunjungan ke negara itu untuk menyelidiki pernyataan Amerika Serikat bahwa tokoh demokrasi yang dipenjarakan, Aung San Suu Kyi melakukan mogok makan. Laporan media dari wilayah itu mengatakan, diplomat Malaysia Razali Ismail telah menyatakan keinginan untuk mengunjungi Aung San Suu Kyi dan melihat sendiri apakah dia menolak makan untuk memprotes penahanan 14 minggu atas dirinya oleh militer. Bahkan anggota Liga Nasional bagi Demokrasi Aung San Suu-Kyi itu belum dapat mem-verivikasi pernyataan itu. Washington berkeras, tetapi Rangoon mengatakan pernyatan itu bohong. Para jenderal yang memerintah di Birma menempatkan tokoh oposisi itu dalam apa yang mereka sebut pengamanan perlindungan tanggal 30 Mei.