Tautan-tautan Akses

UNESCO - 2002-10-07


Dua minggu yang lalu, Presiden Amerika, George Bush mengumumkan kalau Amerika Serikat akan bergabung kembali dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, UNESCO. Pengumuman itu merupakan suatu kejutan bagi kantor pusat organisasi tersebut di Paris.

Beberapa minggu yang lalu, Brian Aggeler memulai pekerjaannya yang baru sebagai seorang pengamat UNESCO asal Amerika di Paris, setelah sebelumnya ditempatkan di New Delhi. Tugas awalnya berkisar pada beberapa program terpilih, seperti pendidikan, dimana pemerintah Amerika masih terus memberikan bantuan dana, walaupun mereka telah menarik diri dari keanggotaan UNESCO 18 tahun yang lalu.

Yang berubah tentunya pengumuman Presiden Bush yang mengatakan kalau Amerika akan bergabung kembali dengan UNESCO, untuk mempromosikan budaya, keilmuwan, dan pendidikan di seluruh dunia. Amerika menarik keanggotaannya pada tahun 1984, saat institusi tersebut tidak terorganisir dengan baik dan cenderung bias terhadap negara-negara Barat.

Sejak itu, UNESCO mengurangi jumlah stafnya dan secara drastis mengubah struktur manajemen dan reputasinya. Para ahli memberi kredit pada direktur jendral UNESCO saat ini, Koichiro Matsuura, yang telah mengimplementasikan berbagai reformasi. Salah satu tujuan Matsuura adalah mendorong Amerika untuk bergabung kembali. Dan Matsuura senang sekali dengan tanggapan yang positif dari Amerika.

Matsuura mengatakan perdebatan pada isu yang bersifat global tidak mungkin dilaksanakan tanpa ada partisipasi penuh dari negara adidaya seperti Amerika. Dulu, banyak delegasi yang cenderung khawatir kalau Amerika akan mendominasi agenda UNESCO. Namun Ahmed Jalali, presiden UNESCO untuk konferesi umum, mengatakan tujuan organisasi ini adalah menciptakan solidaritas intelek dan moral antar bangsa dengan partisipasi yang imbang.

Jalali adalah Duta Besar UNESCO asal Iran. Seperti delegasi lainnya, ia menyambut baik bergabungnya Amerika.

XS
SM
MD
LG