Tautan-tautan Akses

Tari Iskandar dan Dewi Fortuna - 2002-09-09


Tari Iskandar dan Dewi Fortuna

Dalam dunia jurnalisme penyiaran, kami selalu mencoba menangkap suara dan latar kejadian sesegera mungkin, bahkan pada saat kejadian itu sedang berlangsung. Namun kerja keras tetaplah unsur paling esensial dalam kehidupan wartawan, walaupun ada kalanya, selintas nasib untung juga dapat membantu. Berada di tempat yang tepat dan di saat yang tepat, itu situasi ideal setiap wartawan.

“Saya gugup sekali waktu itu karena saya tahu betapa pentingnya acara tersebut dan betapa banyak orang penting yang akan menghadirinya,” ujar Tari Iskandar dari VOA Siaran Indonesia ketika bercerita akan tugas peliputannya yang pertama di New York pada tahun 1993.

Kala itu Komite Pengacara untuk Komite Hak Asasi Manusia (Lawyers’ Committee for Human Rights) sedang memberikan penghargaan kepada Lembaga Bantuan Hukum dari Indonesia, dalam sebuah acara yang dihadiri banyak selebriti dunia.

“Masalahnya adalah bagaimana untuk mendapatkan suara para pembicara dalam kualitas bagus. Saya begitu takut dan malu untuk menyorongkan mikrofon saya langsung di depan wajah mereka,” kenangnya.

Mbak Tari, sebutannya di kantor, lalu memutuskan untuk datang lebih pagi, sebelum acara dimulai, untuk mencari posisi paling depan. Setelah itu dewi Fortuna pun turun tangan.

“Waktu itu saya sedang berdiri di samping pemimpin dewan itu, bersiap-siap untuk menyorongkan mikrofon saya ke depan mulutnya. Tiba-tiba dia melihat mike itu dan merenggutnya dari saya, lalu mulai berbicara, membuka acara tersebut dan menyambut para tamu,” ceritanya. “Bukan cuma itu, setelah selesai berbicara dia terus memberikan mikrofon saya kepada pembicara berikutnya dan selanjutnya mereka mengoper mike itu dari satu pembicara ke pembicara yang lain.”

Ternyata hanya ada satu mikrofon di ruangan itu, yaitu kepunyaan Tari, dan walaupun tidak terhubung dengan pengeras suara, semua pembicara di atas podium menggunakannya.

Sampai akhirnya mikrofon itu tiba di tangan aktris kenamaan Sigourney Weaver, yang bertanya-tanya di mana letak pengeras suaranya. Bintang film “The Year of Living Dangerously” ini baru menemukan jawabannya kala Tari mendekatinya untuk melakukan wawancara. “Oh so this is where the mike goes,” ujarnya pada Tari sambil tersenyum.

Tari pun mendapatkan berita yang ia cari, dengan kualitas suara yang baik, dan menghasilkan liputan padat lengkap kepada segenap pendengar VOA di Indonesia. (taken from “A VOA Snapshot: Part of VOA’s 60th Anniversary Year Coverage”)

XS
SM
MD
LG