Negara-negara Asia Tenggara melanjutkan rencana untuk meningkatan angkatan bersenjata mereka, setelah pemotongan besar-besaran anggaran pertahanan akibat krisis keuangan Asia 5 tahun yang lalu. Perusahaan penelitian pertahanan Amerika, Forecast International, mengatakan 5 negara Asia Tenggara – antara lain Malaysia, Singapura, dan Filipina – diperkirakan akan membelanjakan hampir 13 milyar dolar untuk pertahanan tahun ini. Forecast international mengatakan ini adalah kenaikan 9 persen dari tahun lalu. Negara-negara anggota ASEAN prihatin akan peningkatan militer Cina, terutama sehubungan dengan sengketa kepulauan Spratly – yang diklaim oleh Brunai, Cina, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.