Presiden Amerika Barack Obama bergabung dengan para pemimpin dunia, mengikuti hari terakhir pembicaraan pada konperensi perubahan iklim di Kopenhagen, dengan harapan dapat menciptakan perjanjian iklim global yang baru. Presiden Obama saat ini sedang menyampaikan pidatonya.
Para perunding pada konferensi perubahan iklim di Kopenhagen itu bekerja hingga menjelang pagi untuk menghasilkan sebuah dokumen penting yang akan ditandatangani oleh para pemimpin dunia pada hari terakhir pembicaraan hari Jumat ini.
Laporan-laporan media mengatakan teks persetujuan itu, yang dapat berubah, tidak menyebut target pemotongan emisi yang besar untuk negara-negara industri.
Laporan-laporan tersebut mengatakan perjanjian iklim tersebut mungkin akan menyerukan pencegahan naiknya suhu bumi lebih dari 2 derajat Celsius. Negara-negara pulau kecil, khawatir akan naiknya permukaan laut, menghendaki kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius.
Sementara itu sebagai upaya untuk mendobrak jalan buntu dalam perundingan, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton, Kamis kemarin mengatakan, Washington akan ikut meluncurkan dana tahun 100 milyar dolar bagi negara-negara miskin untuk melawan perubahan iklim.
Dua hambatan terbesar untuk mencapai persetujuan pemanasan global adalah penolakan Amerika untuk mengusulkan pemotongan yang lebih besar emisi gas rumah kaca dan penolakan Tiongkok untuk mengizinkan verifikasi pengurangan emisinya