Presiden Filipina Gloria
Arroyo menyatakan keadaan darurat tanpa batas waktu di Filipina selatan setelah
orang-orang bersenjata menewaskan paling sedikit 24 orang dalam serangan
terhadap sebuah iring-iringan kendaraan yang berkaitan dengan pemilihan.
Juru bicara presiden Serge Remonda mengatakan kepada wartawan hari Selasa bahwa
pernyataan tersebut meliputi propinsi Maguindanao, tempat pembantaian itu
terjadi, dan dua daerah berdekatan.
Pernyataan itu mengizinkan pihak militer memberlakukan jam malam, mendirikan
pos-pos pemeriksaan dan menggeledah rumah-rumah.
Krisis tersebut mulai hari Senin, ketika konvoi kira-kira 40 orang yang sedang
dalam perjalanan untuk mendaftarkan pencalonan wakil walikota Buluan untuk
pemilihan gubernur tahun depan dihentikan oleh kira-kira 100 orang bersenjata
dan dibawa ke sebuah daerah terpencil.
Para pejabat setempat mengatakan sebagian dari korban tubuhnya dirusak dan
kepalanya dipenggal sebelum ditinggalkan dalam kuburan yang dangkal di pulau
Midanao. Pihak berwenang masih mencari orang-orang yang hilang.*****