Tautan-tautan Akses

Reaksi Pengeboman di Jakarta


Bom menghancurkan lobi Kotel Ritz Carlton dan Marriott Jumat pagi. Meskipun polisi belum mengidentifikasi dalang pengeboman, dugaan awal terfokus pada Jemaah Islamiyah, atau JI, sebuah kelompok militan yang ingin mendirikan negara Islam tunggal di sebagian besar wilayah Asia Tenggara.

Robert Gunaratna, pakar terorisme Universitas Nanyang Singapura, mengatakan meskipun banyak anggota Jemaah Islamiyah meringkuk dalam penjara, kelompok itu tetap aktif.

Gunaratna: "Jemaah Islamiyah tetap memimpin kelompok-kelompok teroris lain di kawasan ini, dan JI masih merupakan ancaman serius."

Sementara itu para pakar keamanan Australia menduga kelompok-kelompok sempalan kecil yang terdiri dari para anggota Jemaah Islamiyah yang tidak puas sebagai dalang pengeboman di Jakarta.

Dikatakan, para anggota muda JI berbeda pendapat dengan para pemimpin senior yang tidak lagi mendukung penggunaan bom.

JI bertanggungjawab atas pengeboman Bali tahun 2002 yang menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia. Para anggota JI terkait dengan beberapa pengeboman lain, termasuk pengeboman kedutaan besar Australia yang menewaskan 11 warga Indonesia.

Sejak tahun 2002, Australia bekerjasama dengan Indonesia untuk memerangi ekstremis karena Australia berpendapat, perdamaian di Indonesia penting bagi kestabilan di kawasan itu.

Carl Ungerer dari Lembaga Kebijakan Strategis Australia mengatakan, tahap baru terorisme mungkin baru dibuka di Indonesia.

Ungerer: "Banyak anggota muda JI masih radikal. Mereka tidak mau menerima program rehabilitasi yang diberikan kepada mereka di penjara, atau pandangan tradisional JI bahwa kampanye pengeboman harus dihentikan. Mereka tidak terima itu. Mereka condong ke unsur-unsur garis keras. Mereka lebih tertarik untuk melanjutkan perjuangan dengan kekerasan."

Seorang jurubicara Australia mengatakan, pemerintah negara itu mengutuk keras pengeboman di Jakarta. Canberra menegaskan lagi peringatan kepada warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia, termasuk Bali, karena ancaman serangan teroris yang sangat besar.

XS
SM
MD
LG