Tautan-tautan Akses

Tentara Lepaskan Tembakan Terhadap Demonstran di Rangoon


Para saksi di Birma mengatakan tentara di Rangoon telah melepaskan tembakan ke arah massa pengunjuk rasa pro-demokrasi yang membangkang larangan pemerintah untuk berdemonstrasi. Berbagai sumber melaporkan ada sedikitnya 3 korban tewas dalam kerusuhan hari ini, dan sedikitnya dua diantaranya biksu.

Kantor berita Perancis mengutip dua pejabat Birma, yang minta tak disebutkan namanya, mengukuhkan kematian tersebut. Menurut saksi, tentara dan polisi antihuru-hara juga menggunakan gas air mata dan tongkat pemukul untuk membubarkan demonstrasi para biksu Budha dan aktivis hari ini di pagoda Shwedagon dan Sule yang sangat dihormati.

Sedikitnya 100 aktivis, termasuk beberapa biksu, ditahan. Para saksi mengatakan diperkirakan sekitar 10 ribu orang menentang petugas keamanan, dan turun ke jalan di Rangoon untuk memprotes 45 tahun penindasan oleh penguasa militer.

Gerakan mereka dimulai bulan lalu berupa protes menentang kenaikan harga bahan bakar. Namun sepanjang pekan lalu, puluhan ribu orang tumpah ke jalan-jalan Rangoon dan Mandalay, dalam gerakan prodemokrasi terbesar di negara itu sejak tahun 1988. Selasa kemarin, pemerintah memberlakukan jam malam selama 60 hari di dua kota, Rangoon dan Mandalay.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis mengatakan Dewan Keamanan PBB hari ini akan bersidang untuk membahas krisis di Birma. Menurut Bernard Kouchner, yang negaranya sedang mendapati giliran menjabat ketua Dewan Keamanan, pertemuan akan berlangsung Rabu siang ini waktu New York.

Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan Dewan untuk membahas langkah-langkah yang dapat dilakukan mengenai tindakan kekerasan pemerintah militer Birma terhadap para demonstran pro-demokrasi. Ia memperingatkan bahwa pelanggar hak-hak asasi manusia tidak boleh lolos dari hukuman.

Menteri Perancis urusan Eropa, Jan Piere Jouyet mengutuk tindakan Birma. Ia mendesak Uni Eropa untuk memberlakukan sanksi-sanksi lebih keras terhadap pemerintah Birma. Saat berkomentar pada sidang Majelis Umum PBB Selasa kemarin, Sekjen Ban Ki-moon mengatakan seorang utusan khusus akan dikirim ke Birma dalam waktu dekat untuk meninjau situasi di sana.

XS
SM
MD
LG