Penghitungan suara telah dimulai dalam pemilihan presiden putaran kedua di Timor Timur, yang diharapkan negara itu akan membawa perdamaian menyusul kekerasan dan kekacauan politik tahun lalu. Kedua calon yang bersaing untuk memenangkan jabatan yang umumnya seremonial itu adalah Perdana Menteri saat ini, Jose Ramos-Horta, dan bekas pejuang kemerdekaan Francisco “Lu Olo” Guterres.
Para pejabat pemilihan dan pengamat di ibukota, Dili, mengatakan tidak ada tanda-tanda adanya masalah hari ini di TPS-TPS. Para analis menganggap Ramos-Horta sebagai calon favorit karena lima calon yang kalah dalam putaran pertama pemilihan bulan lalu kini mendukungnya.
Ramos-Horta mengatakan dia merasa “sama-sekali tenang” ketika dia memberikan suaranya hari ini. Katanya, meskipun jika dia kalah, dia akan memperoleh kebebasan untuk melakukan hal-hal lain yang dia minati. Guterres mengatakan dia yakin akan menang, tetapi dia akan menerima hasil pemilihan meskipun jika dia kalah. Ia mengatakan pemilu ini menentukan masa depan Timor Timur dan rakyatnya.
Jacob Callar, seorang dosen di Dili mengatakan, siapapun yang menang sebagai presiden harus berusaha untuk mengakhiri kekerasan dan menciptakan lapangan pekerjaan. Ia mengatakan setengah jumlah penduduk Timor-Timur menganggur.