Amerika dan Inggris sepakat bahwa pasukan multinasional harus dikerahkan untuk membantu tentara Libanon memulihkan keamanan di bagian selatan. Itu disepakati hari Jumat oleh Presiden Bush dan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, yang bertemu di Gedung Putih.
Bush dan Blair mendapat kecaman luas dari dunia internasional karena tidak mau menyerukan gencatan senjata yang segera di Libanon. Tapi Presiden Bush dan PM Blair yakin akan perlunya penyelesaian jangka panjang atas krisis Timur Tengah itu, supaya bisa dibentuk sebuah negara Palestina di kawasan itu.
Kedua tokoh itu juga sepakat perlunya dukungan bagi pemerintah Libanon untuk menjalankan kekuasaan penuh di negara itu. Menurut Presiden Bush, menteri LN Condoleezza Rice akan kembali ke Timur tengah hari Sabtu guna merundingkan syarat-syarat pasukan multinasional yang akan dikirim kesana; dan Dewan Keamanan PBB minggu depan akan bertemu untuk membahas kerangka penghentian permusuhan di Timur tengah. Kemarin, dewan keamanan menyatakan sangat terkejut dan sedih atas pengeboman pos pemantau PBB oleh Israel, yang menewaskan empat orang pasukan PBB.
Sementara itu, koordinator bantuan PBB minta pada Israel dan Hizbullah supaya menghentikan pertempuran selama 72 jam demi alasan kemanusiaan. Kata Jan Egeland di markas besar PBB hari Jumat, dia minta penghentian tembak-menembak itu untuk mengevakuasikan orang-orang yang cedera dan untuk membawa bahan-bahan bantuan bagi warga Libanon yang terperangkap oleh konflik itu.