Para pekerja bantuan di Yogyakarta dan sekitarnya mengatakan orang-orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa bulan lalu menghadapi risiko penyakit karena tidak tersedianya WC dan air ledeng. Para pejabat Indonesia mengatakan sumur-sumur dan sungai-sungai di daerah gempa tercemar dengan tinja. Mereka mengatakan memperbaiki sanitasi bagi mereka yang selamat dari gempa itu merupakan prioritas, dan ada kebutuhan mendesak akan WC yang harus segera banyak didirikan di daerah itu.
Banyak jalan di provinsi Yogyakarta, menjadi macet oleh kendaraan-kendaraan yang mengangkut bahan-bahan bantuan untuk mereka yang selamat dari gempa berkekuatan 6,2 itu, yang menewaskan lebih dari 6.200 orang pada tanggal 27 Mei.
Sementara itu, Malaysia mengusulkan agar didirikan sebuah pusat bantuan regional untuk memperbaiki tanggapan kawasan itu terhadap keadaan darurat yang banyak mendapat kecaman. Para pengecam mengatakan, di masa lalu, sumbangan tidak disampaikan secara efisien kepada para korban bencana.
Menteri Pertahanan Malaysia Najib Razak, yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri, mengatakan hari ini Minggu, negara-negara harus menanggapi bencana tidak hanya dengan cepat tetapi juga efisien. Berbicara pada konferensi keamanan di Singapura, Najib mengatakan balai itu dapat mengikutsertakan anggota Asean, serta negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang dan Australia.