Mahkamah Pengadilan PBB di Sierra Leone telah meminta Belanda menjadi tuan-rumah sidang peradilan kejahatan perang atas mantan presiden Liberia, Charles Taylor.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Belanda hari Kamis membenarkan adanya permintaan itu dan mengatakan pemerintahnya bersedia bekerjasama dengan kondisi tertentu. Ia mengatakan, perpindahan tempat itu harus diwenangkan oleh Dewan Keamanan PBB, dan apabila sudah divonis Charles Taylor harus keluar dari Belanda.
Permintaan Mahkamah Sierra Leone itu mengatakan, keberadaan Taylor di Sierra Leone dapat menyulut keresahan di negeri itu dan di tetangganya Liberia. Taylor dituduh melakukan sebelas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dari yang dikatakan sebagai peranannya dalam perang saudara sepuluh tahun dan brutal di Sierra Leone yang berakhir tahun 2002.
Taylor diserahkan kepada Mahkamah Kejahatan Perang PBB di ibukota Sierra Leone, Freetown hari Rabu hanya beberapa jam setelah ditangkap pihak berwenang Nigeria ketika hendak menyelamatkan diri ke Kamerun.