Presiden Irak Jalal Talabani menyerukan kepada 15 juta warga Irak yang memiliki hak pilih supaya datang memberikan suara dalam pemilu legislatif yang oleh rakyat Irak diharapkan akan menjadi titik-balik bagi keamanan dan stabilitas. Talabani mengatakan, jumlah besar yang datang memilih akan memberi pemerintah baru legitimasi yang diperlukan untuk mengalahkan teroris.
Rakyat Irak yang hidup di luar negeri mematuhi seruan itu. Menurut para pejabat pemilu, lebih dari 80 ribu warga Irak di luar negeri memberikan suara mereka hari Selasa, hari pertama dari masa tiga hari pemberian suara di 15 negara dari Australia sampai Amerika Serikat. Dikatakan, lebih dari enam ribu kandidat telah mendaftar untuk menduduki 275 kursi di parlemen.
Di Irak, sekolah-sekolah, kegiatan usaha dan perbatasan negara itu semua ditutup, dan lalulintas kendaraan dilarang sebagai bagian dari langkah-langkah pengamanan ketat. Namun terjadi juga beberapa kekerasan. Di Mosul Irak Utara, serangan bom menewaskan dua polisi yang sedang patroli.
Lebih dari 15 juta warga Irak berhak memilih dalam pemilu parlemen hari Kamis – pemilu pertama sejak konstitusi baru diratifikasi bulan Oktober. Mereka akan memberikan suara untuk mengisi 275 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat yang baru. Meskipun pemilu bagi majelis sementara pernah dilangsungkan bulan Januari lalu, pemilu sekarang ini merupakan pertama kalinya bagi parlemen yang akan bertugas penuh empat tahun.
Rakyat akan memilih dari daftar partai dan koalisi yang mewakili banyak kelompok politik, etnik dan keagamaan Irak. Hanya beberapa diantara mereka yang diperkirakan tampil kuat. Dalam pemilu ini, masing-masing dari 18 provinsi Irak merupakan distrik pemilihan yang terpisah, dengan kursi dibagi berdasarkan jumlah penduduk. Provinsi akan memilih 230 anggota parlemen, dan 45 kursi lainnya akan diisi berdasarkan perolehan suara partai secara nasional. Parlemen baru itu akan memilih perdana menteri berikutnya, yang kemudian akan membentuk kabinet.