Tautan-tautan Akses

Militan Kashmir Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Ledakan di India


Sebuah kelompok militan Kashmir menyatakan bertanggung-jawab atas serangan bom di ibukota India New Delhi, tetapi polisi mengatakan mereka sedang berusaha mem-verifikasi pernyataan itu. Kelompok Inquilab Mahaz Islam menilpon suratkabar-suratkabar lokal untuk menyatakan bertanggung jawab atas ledakan hari Sabtu yang menewaskan sekurang-kurangnya 59 orang dan mencederai lebih dari 150 orang lainnya.

Seorang pejabat tinggi kepolisian India mengatakan kelompok itu tidak aktif sejak 1996, menambahkan kelompok itu terkait dengan kelompok militan Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan. Setelah sidang darurat kebinet, Mentri Dalam Negri India Shivraj patil mengatakan penyelidikan terhadap serangan itu berjalan lancar, tetapi tidak menyatakan rincian mengenai pernyataannya itu. Para pejabat di New Delhi menyatakan keadaan darurat, menyerukan pasar-pasar agar tetap ditutup dan agar orang menjauhkan diri dari tempat-tempat umum.

Sementara, pemimpin-pemimpin dunia dari Washington sampai Kabul menyatakan kemarahan atas tiga pengeboman yang menewaskan 61 orang di ibukota India, New Delhi, hari Sabtu itu. Mentri LN Amerika Condoleezza Rice mengatakan pengeboman itu adalah tindakan yang keji sekali yang dengan sengaja mentargetkan orang-orang sipil yang tak bersalah yang sedang menyiapkan perayaan hari raya. Ia mengatakan memerangi terorisme adalah perjoangan yang dilakukan bersama oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia dan AS berdiri di samping India sementara India berusaha untuk menyeret yang bersalah ke depan pengadilan.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dengan keras mengutuk pembunuhan itu, menyebutnya sebuah tindakan teroris yang tak berkemanusiaan, sementara Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan mengatakan ia merasa jijik terhadap tindak kriminal itu. Di Pakistan, Mentri Informasi dan Penyiaran mengatakan negaranya terkejut atas apa yang ia sebut tindak barbarisme itu. Kanselir Jerman Gerhard Schroeder mengutup pengeboman itu sebagai tindakan barbarik dan menyerukan kepada negara-negara agar bekerjasama erat untuk mengalahkan terorisme. PM Australia John Howard, Mentri LN Inggris Jack Straw, Presiden Cina Hu Jintao dan departemen LN Jepang juga mengutuk serangan itu.

XS
SM
MD
LG