Sri Lanka telah memberlakukan keadaan darurat Sabtu ini setelah terjadi pembunuhan di Kolombo terhadap Menteri Luar Negeri Lakshman Kadirgamar, penasehat dekat presiden.
Satuan militer bergerak ke ibukota hari ini, memasang halang rintang jalan dan secara intensif mencari pelaku pembunuhan itu. Para pejabat militer di Colombo menyatakan pemberontak Macan Tamil di Sri Lanka sebagai tersangka utama dalam pembunuhan terhadap Kadirgamar.
Pemberontak menyangkal terlibat dalam pembunuhan itu, dan menyatakan, pembunuhan itu terkait dengan faksi militer di Sri Lanka dengan agenda rahasia untuk mensabot gencatan senjata yang telah berlaku lebih dari 3 tahun ini. Presiden Chandrika Kumaratunga, tanpa secara khusus menyebut Macan Tamil, menyerukan agar masyarakat tenang dan mengekang diri,.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice mengutuk pembunuhan Menteri Luar Negeri Kadirgamar, dan menyebutnya “perbuatan tak berperikemanusiaan dan tindak kekerasan yang keji.” Rice mendesak rakyat Sri Lanka agar tetap tenang dan tidak membiarkan pembunuhan tersebut menyebabkan dimulainya lagi tindak kekerasan lebih lanjut atau mengancam gencatan senjata yang telah berlangsung sejak 2002.
SekJen PBB Kofi Annan menyatakan terkejut dan sedih atas pembunuhan terhadap Kadirgamar. Para pejabat Norwegia yang terlibat dalam menengahi konflik di Sri Lanka menggambarkan kematian menteri luar negeri itu sebagai kemunduran yang besar bagi proses perdamaian yang rapuh di sana.