Serombongan diplomat dan wartawan asing berada di kota Andijan, Uzbekistan, untuk meninjau langsung tempat bentrokan maut pekan lalu antara pasukan keamanan dan demonstran anti-pemerintah. Rombongan yang disertai para pejabat Uzbekistan itu tiba di kota bagian timur Uzbekistan itu hari ini dalam peninjauan yang diatur oleh pemerintah. Banyak Negara, termasuk Amerika Serikat, mendesak Presiden Uzbekistan Islam Karimov untuk memberi keterangan terbuka mengenai peristiwa yang menjatuhkan banyak korban jiwa itu.
Pihak berwajib Uzbekistan membantah bahwa pasukan keamanan menembaki demonstran dan mengatakan sebagian besar dari ke-169 yang tewas dalam bentrokan itu adalah teroris. Tetapi, satu kelompok oposisi mengatakan mereka telah menyusun daftar 745 orang korban jiwa. Kemarin, Menteri Luar Negeri Amerika Condoleeza Rice mengatakan Washington juga menghendaki pemerintahan Karimov membuka tata politik, melakukan reformasi dan meningkatkan hak azasi manusia.