Amerika menyatakan pengumuman Siria bahwa pihaknya telah menarik mundur pasukannya dari Libanon merupakan langkah pertama yang penting, tetapi Washington kini menunggu verifikasi dari PBB bahwa penarikan mundur itu sudah menyeluruh.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika hari Selasa menandaskan bahwa baik tentara Siria maupun agen-agen intelijennya harus meninggalkan Libanon berdasarkan persyaratan resolusi PBB yang menetapkan penarikan mundur pasukan asing dari negara itu.
Selasa pagi, Menteri Luar Negeri Iran menyerukan persatuan Libanon setelah penarikan mundur tentara itu dan memperingatkan akan kemungkinan adanya siasat untuk menimbulkan pertikaian antara Muslim Shiah dan Sunni di negara itu. Dutabesar Teheran untuk Beirut mengatakan Iran akan terus mendukung beberapa organisasi di Libanon – tampaknya yang dimaksud adalah kelompok militan Shiah, Hezbollah.
Sebelumnya, Siria mengatakan semua tentaranya sudah meninggalkan Libanon, mengakhiri kehadiran militernya selama 29 tahun di negara itu. Menteri Luar Negeri Siria Farouk al-Shara hari Selasa memberitahu PBB mengenai selesainya penarikan mundur itu.
Tetapi Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan kemudian menandaskan bahwa ia belum lagi memverfikasi penarikan mundur itu. Ia menambahkan bahwa ia kini mengkaji tuduhan bahwa personil intelijen Siria masih berada di Libanon memegang jabatan-jabatan baru.
Tim PBB kini berada di kawasan tersebut untuk memastikan apakah Siria benar-benar sudah menarik mundur seluruh pasukannya. Amerika Serikat juga menandaskan akan perlunya memverifikasi penarikan mundur itu.
Penarikan mundur terjadi setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Libanon Rafik Hariri tanggal 14 Februari, yang meningkatkan tekanan dari pihak oposisi di Libanon, Amerika Serikat dan negara-negara lain terhadap Siria supaya meninggalkan negara itu.