Para pembuat undang-undang Irak telah memilih Menteri Perindustrian Hajim al-Hassani, seorang Arab Sunni, untuk memimpin parlemen, setelah perundingan menemui jalan buntu selama dua bulan. Para anggota parlemen Irak juga memilih ilmuwan nuklir Hussain al-Shahristani, seorang Muslim Syiah, dan anggota parlemen Kurdi, Aref Taifour, sebagai wakil ketua.