Tautan-tautan Akses

Nasib PM Netanyahu Ditentukan dalam Pemilu Ulang


Nasib PM Netanyahu Ditentukan dalam Pemilu Ulang
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:35 0:00

Warga Israel memberikan suara dalam sebuah pemilihan ulang yang akan menentukan apakah PM Benjamin Netanyahu akan bisa bertahan

AP: Netanyahu's career on the line as Israel votes 9-17-2019
INTRO:
Warga Israel memberikan suara dalam sebuah pemilihan ulang yang akan menentukan apakah PM Benjamin Netanyahu akan bisa bertahan. Laporan selengkapnya disampaikan oleh Jimmy.
TEKS:
Nasib PM Benjamin Netanyahu ditentukan Selasa ini, apakah pemilih akan memberinya satu masa jabatan lagi meskipun dirinya sedang dibelit oleh tuduhan korupsi.
Pemimpin yang sudah berkuasa paling lama dalam sejarah Israel itu sedang memperjuangkan masa jabatan ke empat berturut-turut, tetapi dia menghadapi oposisi kuat dari mantan Panglima Militer Israel Benny Gantz, dari partai Biru dan Putih. Partai ini dan Partai Likud yang dipimpin Netanyahu bersaing ketat, keduanya akan berusaha untuk membentuk koalisi dengan partai-partai yang lebih kecil, guna membentuk pemerintah.
Selama masa kampanye yang dicirikan dengan serangan negatif mendekati nada rasis, Netanyahu berusaha mencitrakan dirinya sebagai seorang negarawan berpengalaman yang pantas untuk memimpin Israel di tengah-tengah masa sulit ini. Gantz menggambarkan Netanyahu sebagai pemimpin yang memecah belah dan diliputi skandal, dan mencitrakan dirinya sendiri sebagai pemimpin yang tenang dan jujur.
Selesai memberikan suara di Jerusalem, Netanyahu meramalkan, pemilihan kali ini akan berselisih suara sangat kecil, dan sepanjang hari dia minta pendukungnya agar pergi ke TPS.
“Kemenangan belum kita raih, tetapi kalau kalian memilih, kita akan menang,” demikian himbauan Netanyahu lewat sebuah speaker kepada pembelanja di sebuah pasar Jerusalem selesai berkunjung ke basis-basis Likud di Jerusalem.
Pesaingnya Benny Gantz memberikan suara di tempat tinggalnya Rosh Haayin di Israel tengah, dan Gantz menghimbau semua warga Israel agar tetap optimis. “Kami akan mengantarkan harapan, perubahan, tanpa korupsi dan tanpa ekstremisme,” katanya.
Pemilihan ini menandai yang kedua setelah hasil sebelumnya seri pada April lalu.
Saat itu kelihatannya Netanyahu akan memenangkan satu masa jabatan lagi, ketika bersama sekutu tradisionalnya, yakni partai-partai nasional dan ultra-ortodoks, mereka berhasil menduduki posisi mayoritas di parlemen.
Tetapi Avigdor Lieberman, bekas sekutu dan kini musuh politiknya, menolak bergabung dalam koalisi itu, katanya pengaruh partai ultra Ortodoks Yahudi terlalu besar di dalam koalisi itu. Absennya dukungan mayoritas di parlemen memaksa Netanyahu membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilihan baru.
Jajak pendapat meramalkan situasi yang sama kali ini, dan berpotensi memberi Lieberman posisi untuk menentukan hasil akhirnya.
Selesai memberikan suara, Lieberman menegaskan kembali janjinya, akan menghindari pemilihan ketiga dan mengupayakan sebuah pemerintah persatuan antara Likud dan Partai Biru Putih. (jm/ii)


XS
SM
MD
LG