Econ-2 Persian Gulf Tension (ap)
Perdana menteri Jepang Shinzo Abe terbang ke Teheran hari Rabu untuk memperingatkan adanya kemungkinan “konflik tidak sengaja” karena meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Iran.
Kunjungan ini terjadi hanya beberapa jam setelah kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman menyerang sebuah bandara di Arab Saudi dan mencederai 26 orang.
Kunjungan Abe itu adalah kunjungan tingkat tinggi paling baru untuk menurunkan ketegangan karena Iran tampaknya sedang bersiap untuk keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 yang dicapainya dengan sejumlah negara barat. Pemerintahan Trump tahun lalu menarik Amerika keluar dari perjanjian itu.
Tapi tujuan kunjungan Abe itu mungkin sulit tercapai karena adanya serangan pemberontak Houthi atas bandara Abha di Arab Saudi, dengan menggunakan drone dan peluru kendali. Konflik bertahun-tahun antara Arab Saudi dengan pemberontak Yaman itu telah menewaskan sekitar 60,000 orang dan mendorong Yaman ke jurang kelaparan.
Pemerintah Iran mengancam akan memperkaya uraniumnya supaya bisa digunakan untuk membuat senjata pada tanggal 7 Juli, kalau sekutu-sekutunya di Eropa tidak bisa mengajukan syarat-syarat perjanjian yang lebih baik. Kendati Presiden Trump mengatakan bersedia berunding dengan Iran, Amerika telah menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi atas Iran, yang mengakibatkan jatuhnya nilai mata uang rial seiring dengan anjloknya ekspor minyak negara itu.
Pemerintah Amerika telah mengirim sebuah kapal induk dan pesawat pembom B-52 ke kawasan Timur Tengah, dan menambah jumlah pasukan Amerika untuk memperkuat puluhan ribu tentara Amerika yang ditempatkan di berbagai pangkalan di Timur Tengah.
Pemerintah Amerika menyalahkan Iran atas serangan yang dilancarkan kelompok Houthi itu, seperti juga sejumlah serangan misterius atas kapal-kapal tanki minyak di lepas pantai Emirat Persatuan Arab.
Perdana Menteri Abe menyerukan supaya semua pihak yang terlibat sabar, kalau tidak ketegangan itu bisa terus meningkat tanpa bisa dikendalikan.
“Kita harus mencegah timbulnya konflik yang tidak disengaja, dan pemerintah Iran juga harus memainkan peran yang lebih konstruktif,” kata Abe setelah bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. (ii)
Perdana menteri Jepang Shinzo Abe terbang ke Teheran hari Rabu untuk memperingatkan adanya kemungkinan “konflik tidak sengaja” karena meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Iran.
Kunjungan ini terjadi hanya beberapa jam setelah kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman menyerang sebuah bandara di Arab Saudi dan mencederai 26 orang.
Kunjungan Abe itu adalah kunjungan tingkat tinggi paling baru untuk menurunkan ketegangan karena Iran tampaknya sedang bersiap untuk keluar dari perjanjian nuklir tahun 2015 yang dicapainya dengan sejumlah negara barat. Pemerintahan Trump tahun lalu menarik Amerika keluar dari perjanjian itu.
Tapi tujuan kunjungan Abe itu mungkin sulit tercapai karena adanya serangan pemberontak Houthi atas bandara Abha di Arab Saudi, dengan menggunakan drone dan peluru kendali. Konflik bertahun-tahun antara Arab Saudi dengan pemberontak Yaman itu telah menewaskan sekitar 60,000 orang dan mendorong Yaman ke jurang kelaparan.
Pemerintah Iran mengancam akan memperkaya uraniumnya supaya bisa digunakan untuk membuat senjata pada tanggal 7 Juli, kalau sekutu-sekutunya di Eropa tidak bisa mengajukan syarat-syarat perjanjian yang lebih baik. Kendati Presiden Trump mengatakan bersedia berunding dengan Iran, Amerika telah menjatuhkan sejumlah sanksi ekonomi atas Iran, yang mengakibatkan jatuhnya nilai mata uang rial seiring dengan anjloknya ekspor minyak negara itu.
Pemerintah Amerika telah mengirim sebuah kapal induk dan pesawat pembom B-52 ke kawasan Timur Tengah, dan menambah jumlah pasukan Amerika untuk memperkuat puluhan ribu tentara Amerika yang ditempatkan di berbagai pangkalan di Timur Tengah.
Pemerintah Amerika menyalahkan Iran atas serangan yang dilancarkan kelompok Houthi itu, seperti juga sejumlah serangan misterius atas kapal-kapal tanki minyak di lepas pantai Emirat Persatuan Arab.
Perdana Menteri Abe menyerukan supaya semua pihak yang terlibat sabar, kalau tidak ketegangan itu bisa terus meningkat tanpa bisa dikendalikan.
“Kita harus mencegah timbulnya konflik yang tidak disengaja, dan pemerintah Iran juga harus memainkan peran yang lebih konstruktif,” kata Abe setelah bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani. (ii)
