Tautan-tautan Akses

Warna-warni Keanekaragaman Islamic Cultural Center New York


Islamic Cultural Center ini terletak di Upper East Side, Manhattan, kota New York dan memiliki jamaah yang berasal dari berbagai macam latar belakang etnis dan kewarganegaraan.
Islamic Cultural Center ini terletak di Upper East Side, Manhattan, kota New York dan memiliki jamaah yang berasal dari berbagai macam latar belakang etnis dan kewarganegaraan.

Suasana berbuka puasa di pusat kebudayaan Islam di kota New York ini menggambarkan keanekaragaman kota ini sebagai 'melting pot.'

Islamic Cultural Center of New York atau pusat kebudayaan Islam kota New York adalah bangunan sebuah masjid yang besar dan indah, terletak di pojok Jalan 3 Avenue, antara Jalan 96 dan Jalan 97 di daerah Manhattan, kota New York. Masjid yang mulai dibangun pada bulan Mei tahun 1987 ini, resmi dibuka pada bulan April, 1991, adalah masjid yang pertama dan hingga saat ini merupakan masjid terbesar di kota New York.

Di sebelah bangunan masjid berdirilah menara masjid yang amat tinggi. Di bagian belakang masjid terdapat bangunan sekolah dengan ruang-ruang kelas, yang saat ini digunakan untuk berbagai pelajaran agama dan kegiatan lain, yang diselenggarakan pada hari Sabtu dan Minggu. Salah satu acara rutin yang dilakukan setiap Sabtu selama tiga jam adalah “Islamic Forum” yang khusus ditujukan bagi kaum non-Muslim dan mereka para mualaf.

Di trotoar dekat masjid, terdapat beberapa penjaja, dua di antaranya bernama Maryam, seorang perempuan kulit hitam, dan Nadia, perempuan asli Palestina. Mereka menjual berbagai barang kecil, seperti kopiah pria, kerudung wanita, buah kurma, tasbih, dan lain sebagainya.

Masakan India seperti ini menjadi salah satu jamuan berbuka puasa bagi jamaah masjid.
Masakan India seperti ini menjadi salah satu jamuan berbuka puasa bagi jamaah masjid.

Di dalam masjid, terbentang ruang sholat yang amat luas. Ruang sholat kaum pria berada di lantai sebelah bawah, sementara ruang sholat kaum wanita berada di bagian atas dengan ukuran jauh lebih kecil. Selama bulan suci Ramadhan ini, masjid senantiasa penuh dengan para jemaah beraneka suku bangsa, datang dari berbagai bagian kota. Setiap malam, disediakan Iftar atau hidangan buka puasa bagi sekitar lima ratus jemaah yang datang.

Iftar dimulai pada saat bilal mengumandangkan azan. Para jemaah berbuka dengan mencicipi sebutir kurma, dan antri membuat teh atau kopi, memakan buah-buahan, seperti pisang atau buah arbei. Juga disediakan kue-kue kering. Setelah berbuka, dilaksanakan sholat Maghrib bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan makan malam di dalam gedung sekolah di belakang masjid. Makanan yang dihidangkan malam itu adalah hidangan masakan India atau Pakistan.

Suatu hal istimewa yang terjadi malam itu adalah dua orang warga New York City mengucapkan syahadat di depan imam, menyatakan diri masuk Islam. Pertemuan jemaah malam itu ditutup dengan sholat Isya, yang kemudian dilanjutkan dengan tarawih.

XS
SM
MD
LG