Tautan-tautan Akses

Survei: Warga Iran Masih Khawatir dengan Masa Depan


Sebuah pasar di Tajrish, Teheran utara (foto: dok). Ekonomi Iran mulai bangkit setelah sanksi-sanksi dicabut.
Sebuah pasar di Tajrish, Teheran utara (foto: dok). Ekonomi Iran mulai bangkit setelah sanksi-sanksi dicabut.

Hasil survei mendapati, warga Iran masih tidak merasa pasti dengan persetujuan nuklir dan apakah Amerika akan memenuhi janjinya dalam menghapuskan sanksi-sanksi Iran.

Iran mulai bangkit bisnisnya setelah bertahun-tahun dikenakan sanksi yang menghancurkan ekonomi negara itu.

Jajak pendapat baru-baru ini memperlihatkan warga Iran merasa lebih baik dengan masa depan negara mereka sementara sanksi mulai dilonggarkan, tetapi kepercayaan mereka mulai luntur. Menurut analis, warga Iran masih tidak merasa pasti dengan persetujuan nuklir dan apakah Amerika akan memenuhi janji-janjinya.

“Organisasi Gallup sejak 2012 telah melacak opoini publik lewat survei di Iran untuk Broadcasting Board of Governors, yang membawahi VOA.”

Dengan pemberlakuan rencana tindakan di Jenewa pada awal 2014, Amerika dan Uni Eropa mulai melonggarkan sanksi, dan Gallup menyelenggarakan survei telepon terhadap lebih dari 2000 warga Iran dan menanyakan apakah mereka berpendapat Iran berada di arah yang benar atau salah. Lebih dari 7 untuk setiap 10 responden mengatakan, mereka berpendapat Iran berada pada arah yang benar.

Tetapi pada Juli 2015, setelah kesepakatan nuklir di umumkan, Gallup menanyakan pertanyaan yang sama, dan jawabnya sangat berbeda. Hanya sebuah 52,8 persen dari warga Iran merasa Iran berada di jalur yang positif.

Kini, sanksi dihapus, dan $100 milyar dalam bentuk aset yang dibekukan telah dirilis. Presiden Iran Hasan Rouhani melakukan perjalanan ke Eropa untuk merundingkan kontrak bernilai milyaran dolar dengan Perancis dan Italia. Jajak pendapat oleh University of Maryland menunjukkan Rouhani punya dukungan publik kuat menjelang pemilihan parlemen pada 26 Februari mendatang.

Tetapi bagi kebanyakan warga Iran, persetujuan nuklir itu belum jelas rinciannya, demikian kata Payan Mohseni, dari proyek Iran di Belfer Center for Science and International Affairs Harvard University.

Warga Iran juga masih belum pasti apakah Amerika bisa dipercaya. 62 persen responden mengatakan, mereka tidak pasti apakah Washington akan menghormati kewajiban berdasarkan persetujuan nuklir itu yang diberlakukan pada 16 Januari.

Barbara Slavin adalah direktur dari the Future of Iran Initiative di Atlantic Council, Washington. Katanya, “Harus kita fahami bahwa warga Iran mengikuti politik di Amerika secara cermat,”

Ia menambahkan, “Semua komentar, khususnya dari kandidat presiden Republik, punya dampak. Sangat merisaukan mendengar salah satu kandidat berkomentar bahwa dia akan membatalkan persetujuan pada hari dia terpilih jadi presiden. Jelas ini punya dampak pada cara mereka berfikir.” [ps/jm]

XS
SM
MD
LG