Tautan-tautan Akses

Warga Indonesia di AS Belajar Bisnis Kuliner Bersama William Wongso


Maestro Kuliner Indonesia, William Wongso, berbicara di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC. (Dok: VOA)
Maestro Kuliner Indonesia, William Wongso, berbicara di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC. (Dok: VOA)

William Wongso, hadir di acara Culinary Business Workshop yang diselenggarakan KBRI di Washington, D.C untuk membantu orang Indonesia di sana yang ingin terjun ke bisnis kuliner di AS.

Warga Indonesia di Washington, DC belum lama ini mendapat kesempatan istimewa untuk mencicipi makanan khas Indonesia ala maestro kuliner Indonesia, Chef William Wongso, di acara Culinary Business Workshop yang berlangsung di Wisma Indonesia, yang juga merupakan kediaman duta besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Budi Bowoleksono.

Acara yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington, DC ini ditujukan kepada warga Indonesia yang ingin terjun ke bisnis kuliner, khususnya kuliner Indonesia di AS.

"Saya coba memberikan beberapa menu. Siapa tahu bisa dicontoh (dan) bisa diaplikasikan," papar William Wongso saat ditemui oleh VOA Indonesia belum lama ini.

William berbagi pengalaman kepada para peserta dan mengutarakan keprihatinannya mengenai makanan Indonesia yang masih kalah populer dibandingkan dengan makanan dari negara lain.

"Kenapa sih Indonesia ini kok masih kalah populer sama Vietnam yang paling akhir tampil di dunia. Kendala-kendala apa yang dihadapi? Apa yang mereka harus lakukan sebagai calon-calon food operator," ujarnya.

William Wongso beserta tim melakukan demo masak di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC (dok: VOA)
William Wongso beserta tim melakukan demo masak di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC (dok: VOA)

Mengenai makanan Indonesia yang umumnya banyak menggunakan rempah dan bumbu nusantara yang mungkin asing di lidah warga internasional, William tidak merasa khawatir.

"They want authentic taste. Soal pedas, kita bisa kompromi," tutur William.

Ia menegaskan bahwa pelaku industri makanan harus percaya diri dalam menyajikan makanan Indonesia ke warga internasional.

"Saya percaya one of the future flavors adalah Indonesia," tambahnya.

Di acara ini, William beserta timnya menyajikan beragam hidangan khas Indonesia seperti sate srepeh khas Kudus, laksa udang, garang asam ayam, slada padang, dan pindang daging. Inilah beberapa menu nusantara yang ia usulkan untuk diperkenalkan kepada warga internasional.

William Wongso melakukan demo masak di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC (dok: VOA)
William Wongso melakukan demo masak di acara Culinary Business Workshop di Washington, DC (dok: VOA)

Seusai menyantap hidangan, para peserta diajak untuk melihat demo masak yang dilakukan oleh William.

"Saya sekarang melakukan food tasting, sebelum saya mengadakan demo (masak). Jadi biasanya proses itu harus taste and see jangan see and taste. Jadi kalau dia sudah taste pada saat nanti ada demo, dia bisa tanya, apalagi untuk orang asing," jelasnya.

Melalui acara Culinary Business Workshop ini, beberapa pengusaha food truck asal Indonesia juga ikut berbagi pengalaman kepada para peserta.

"(Makanan Indonesia) masih tergolong jarang ya (di Washington, D.C) jadi mungkin dengan saya berbagi pengalaman, mungkin bisa merangsang orang-orang Indonesia yang lainnya, mau membuka enggak cuma restoran atau food truck, apa pun saja yang berkaitan dengan makanan," papar Sony Setiantoko, pemilik bisnis food truck ‘Sate Truck’ yang menjual makanan Indonesia.

Acara Culinary Business Workshop di Wisma Indonesia di Washington, DC (dok: VOA)
Acara Culinary Business Workshop di Wisma Indonesia di Washington, DC (dok: VOA)

Sonny megaku banyak mendapatkan masukan dari William yang bisa memudahkannya dalam bekerja serta menghemat biaya.

"Chef William Wongso itu memberi kita tips untuk mempersingkat cara bekerja sebagai tukang masak, dengan tidak mengubah tradisi-tradisi Indonesia dan juga untuk memperingan biaya operasional karyawan," ujar Sonny.

Mengenai izin yang harus diurus sebelum membuka usaha kuliner di AS, Sonny mengatakan meski banyak yang harus dipenuhi, prosesnya tidak sulit.

Saat ini di Washington, D.C ada sekitar empat food truck milik warga Indonesia, namun tidak ada satu pun restoran Indonesia.

"Jadi kita dikasih PR (pekerjaan rumah) sama (William Wongso) untuk berlomba-lomba menjadi ambasador kuliner Indonesia di Amerika, khususnya Washington, D.C. Kasihan amat ibu kotanya malah enggak ada satu pun restoran Indonesia," papar warga Indonesia, Fega Pandy-Mangindaan yang juga hadir di acara tersebut dan tertarik untuk membuka restoran Indonesia suatu hari nanti.

Juga hadir di acara tersebut, Alexandra Piotrowski dari organisasi Small Business Administration yang membantu para pengusaha dan usaha kecil di Washington, D.C.

Piotrowski mengatakan, masa depan kuliner Indonesia sangat menjanjikan di AS. Tentunya ditambah dengan persiapan dan riset mengenai pasar yang baik, juga perencanaan yang kuat.

Alexandra Piotrowski (kanan) dari Small Business Administration bersama reporter VOA, Dhania Iman (kiri) (Dok: VOA)
Alexandra Piotrowski (kanan) dari Small Business Administration bersama reporter VOA, Dhania Iman (kiri) (Dok: VOA)

"​Orang-orang (di AS) berusaha untuk melebarkan cita rasa mereka dan belum begitu banyak restoran Indonesia di Amerika. Yang bagus adalah ada beberapa rasa makanan yang mirip dengan yang sudah ada di Amerika, namun dimasak dengan cara yang berbeda, sehingga bisa menciptakan budaya makanan yang baru di Amerika," paparnya.

Bagi orang-orang di Indonesia yang bercita-cita membuka restoran di luar negeri, William Wongso menganjurkan untuk bekerjasama dengan diaspora Indonesia di negara yang dituju.

"Mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke tempat seperti ini, meninggalkan keluarga, (cuaca) dingin, social contact-nya susah, dia enggak akan tahan. Jadi harus kerja sama dengan diaspora yang credible, mungkin didanai dari Indonesia. Advising bisa dari Indonesia. Bumbu, santan itu harus diekspor dari Indonesia. Nggak ada pilihan. Itu yang paling baik," ujarnya.

Selain di acara Culinary Business Workshop, William dan tim juga memperkenalkan kuliner Indonesia di acara Passport DC yang merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh kantor-kantor kedutaan di Washington, DC untuk mempromosikan kebudayaan.

Sebelumnya William dan tim juga menyajikan makanan khas Indonesia di acara jamuan makan malam sebagai bagian dari ajang Wonderful Indonesia Festival di New Orleans, Louisiana.

XS
SM
MD
LG