Tautan-tautan Akses

Vatikan Kibarkan Bendera di Markas Besar PBB Sambut Kunjungan Paus


Bendera Vatikan akan dikibarkan di Markas Besar PBB di New York untuk pertama kalinya hari ini, menyambut kedatangan Paus Fransiskus, Jumat (25/9).
Bendera Vatikan akan dikibarkan di Markas Besar PBB di New York untuk pertama kalinya hari ini, menyambut kedatangan Paus Fransiskus, Jumat (25/9).

Bendera Vatikan untuk pertama kalinya dikibarkan di kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Jumat, sekitar jam 06:00 pagi waktu setempat, menjelang kunjungan Paus Fransiskus di kantor organisasi dunia tersebut.

Paus Fransiskus akan menyampaikan pidato di kantor PBB, New York, Jumat (25/9) dalam kunjungannya di Amerika Serikat.

Majelis Umum PBB sangat menyetujui resolusi Palestina awal bulan ini yang mengatakan bendera negara non-anggota "harus dikibarkan di Markas Besar PBB di (New York) dan kantor-kantor PBB lainnya, berdampingan dengan negara-negara anggota lainnya."

Vatikan dan Palestina hanya merupakan negara pengamat, non-anggota PBB.

Diplomat-diplomat Palestina akan mengibarkan bendera mereka dengan upacara khusus, 30 September 2015, pada hari di mana Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan sambutan di hadapan para pemimpin dunia dalam pertemuan tahunan Sidang Majelis Umum PBB.

Gedung Markas Besar PBB di Wina (Foto: dok).
Gedung Markas Besar PBB di Wina (Foto: dok).


Tidak seperti Palestina, Misi Tahta Suci untuk PBB (the Holy See Mission to the United Nations) mengatakan bahwa benderanya akan dikibarkan tanpa upacara pada saat bendera-bendera seluruh anggota PBB dikibarkan bersama-sama pada hari Jumat (25/9).

Vatikan menanggapi dengan dingin saat Palestina pertama kalinya mengedarkan rancangan resolusinya bulan lalu.

Palestina pada awalnya menyajikan inisiatif mereka sebagai upaya bersama dengan Tahta Suci, namun Vatikan mengatakan tidak akan ikut mendukung resolusi dan meminta agar namanya dihapus dari teks.

Amerika Serikat dan Israel termasuk di antara delapan negara yang memilih menentang resolusi rancangan Palestina. Sekitar 119 dari 193 anggota PBB memilih untuk mendukung resolusi itu. [eis/dw]

Reporter VOA Margaret Besheer ikut memberikan kontribusi dalam laporan ini dari kantor PBB.

XS
SM
MD
LG