Tautan-tautan Akses

Kelompok 'Twisted Sister' Tolak Lagunya Dimainkan Partai Republik


Vokalis utama “Twisted Sister” Dee Snider telah meminta tim kampanye Paul Ryan untuk tidak memainkan lagu kelompoknya yang berjudul: "We're Not Gonna Take It" (foto: dok).
Vokalis utama “Twisted Sister” Dee Snider telah meminta tim kampanye Paul Ryan untuk tidak memainkan lagu kelompoknya yang berjudul: "We're Not Gonna Take It" (foto: dok).

Kelompok musik “Twisted Sister” mengajukan keberatan kepada tim kampanye Paul Ryan, bakal calon wakil presiden dari partai Republik, karena memutar lagu “We’re Not Gonna Take It”.

Kebebasan menyatakan pendapat yang dijamin konstitusi Amerika benar-benar tampak dalam pemilu Presiden Amerika 2012. Setelah seorang pemilik toko roti di Virginia menolak kampanye Wakil Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat di toko rotinya, kini giliran kelompok penyanyi “Twisted Sister” menolak lagunya diputar dalam kampanye partai Republik.

Chris McMurray, seorang pemilik toko roti di Virginia, 17 Agustus lalu menarik perhatian media ketika ia menolak tawaran untuk didatangi wakil presiden Joe Biden yang berencana berkampanye di toko roti itu. Chris dengan tegas mengatakan ia menolak Joe Biden karena menilai bukan Joe Biden dan Partai Demokrat yang membangun usahanya.

Kini kelompok musik “Twisted Sister” mengajukan keberatan kepada tim kampanye Paul Ryan, bakal calon wakil presiden dari partai Republik, karena memutar lagu “We’re Not Gonna Take It” milik kelompok music rock itu ketika berkampanye di Carnegie – Pennsylvania 21 Agustus lalu.

Vokalis utama “Twisted Sister," Dee Snider dalam pernyataan tertulisnya meminta Paul Ryan untuk tidak lagi memainkan lagu yang sempat populer tahun 1984 itu. Dee Snider mengatakan ia tidak mendukung Paul Ryan dan menolak digunakannya lagu itu dalam kampanye-kampanye partai Republik.


Juru bicara Paul Ryan, Brendan Buck, menjawab keberatan Twisted Sister tentang pemutaran lagu “We’re Not Gonna Take It” itu dengan jawaban singkat “We’re not gonna play it anymore”.

Sebelum “Twisted Sister”, sejumlah musisi juga telah menolak pemutaran lagu mereka dalam kampanye partai Republik. Seperti kelompok musik rock “Silversun Pickups” yang meminta Mitt Romney berhenti menggunakan lagu “panic switch” dalam kampanyenya pekan lalu. Juga Tom Morello, vokalis “Rage Against the Machine” yang mengecam pernyataan Paul Ryan karena menggemari kelompok musik itu. Dalam majalah “Rolling Stone”, Tom Morello menulis tidak ingin musiknya diasosiasikan dengan Paul Ryan dan partai Republik.

Penolakan seperti yang dilakukan Chris McMurray pada Joe Biden dari Partai Demokrat, atau penolakan “Twisted Sister” pada Paul Ryan dari Partai Republik, sebenarnya bukanlah hal baru.

Menjelang kampanye Presiden tahun 2008, Samuel Joseph Wurzelbacher yang dikenal sebagai “Joe the Plumber” menjadi berita-berita utama karena berani menanyakan kepada Barack Obama, calon presiden dari partai demokrat kala itu tentang kebijakan ekonominya. Jawaban Obama ketika itu dikecam pihak John McCain, pesaingnya dari Partai Republik, karena dinilai Obama memiliki pandangan sosialis dalam kebijakan ekonominya.

“Joe the Plumber” kini menjadi aktivis konservatif, merilis buku tentang pengalamannya, menjadi komentator dan pada tanggal 6 maret 2012 lalu memenangkan nominasi partai Republik untuk mewakili distrik kesembilan di negara bagian Ohio untuk DPR AS. Joe kini bertarung melawan Marcy Kaptur dari Partai Demokrat untuk posisi di DPR itu.

Dalam kampanye pemilu presiden tahun 2008 itu ada pula sejumlah musisi yang menolak lagunya diputar atau diasosiasikan dengan Partai Republik. Seperti John Mellencamp, Van Hallen atau kelompok the Boston.

Kebebasan menyatakan pendapat memang dijamin oleh undang-undang dan ini benar-benar Tampak dalam pemilu presiden Amerika 2012. Kebebasan yang tentunya juga disertai tanggungjawab atas apa yang dikemukakan, seperti Chris McMurray di Virginia atau “Joe the Plumber” di negara bagian Ohio.

Konvensi Nasional Partai Republik 2012

Konvensi Nasional Partai Republik 2012

- Berlangsung 27-30 Agustus di Tampa, Florida
- Mengumpulkan 2.286 delegasi dan 2.125 delegasi alternatif
- 15.000 anggota media meliput konvensi ini
- Diperkiran berdampak ekonomi 150-250 juta dolar
- Lebih dari 75.000 sukarelawan membantu jalannya konvensi
Khusus untuk para musisi, tampaknya mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki hak cipta atas semua lagu yang dipopulerkan. Kebanyakan hak cipta atas lagu-lagu tersebut dimiliki perusahaan rekaman. Tim kampanye suatu partai politik umumnya memperoleh ijin penggunaan lagu-lagu itu dari organisasi pelindung hak cipta dan pertunjukkan seperti “American Society of Composer Authors and Publisher”, atau Broadcast Music inc. Tim kampanye ini membayar biaya atas penggunaan lagu seorang artis, kelompok musik atau genre musik tertentu.

Ada pula musisi yang menutup mata dengan pandangan politik partai tertentu dan mengijinkan penggunaan lagu atau ikut mementaskannya secara langsung. Seperti kelompok musik “Journey” yang akan meramaikan konvensi partai Republik dengan lagu “Don’t Stop Believing”. E! News memastikan bahwa “Journey” menerima bayaran 500 ribu dolar untuk memainkan lagu itu pada malam puncak konvensi partai Republik hari Kamis nanti.
XS
SM
MD
LG