Tautan-tautan Akses

Polisi Boston Tahan 3 Tersangka Tambahan Pemboman Marathon


Kepala kepolisian Boston, Ed Davis saat memberikan keterangan soal pemboman marathon Boston (foto: dok). Polisi Boston mengumumkan penangkapan 3 tersangka baru, Rabu 5/1.
Kepala kepolisian Boston, Ed Davis saat memberikan keterangan soal pemboman marathon Boston (foto: dok). Polisi Boston mengumumkan penangkapan 3 tersangka baru, Rabu 5/1.

Polisi Boston hari Rabu (1/5) mengatakan tiga lagi tersangka ditahan sebagai bagian dari penyidikan terkait pemboman Marathon Boston.

Polisi Boston mengatakan tiga orang lagi ditahan sebagai bagian dari penyelidikan serangan bom dalam Marathon Boston yang mematikan, dan pihak berwenang menuduh mereka membantu tersangka pembom Dzhokhar Tsarnaev pada hari-hari setelah ledakan tanggal 15 April itu.

Kedua warga Kazakhstan itu diidentifikasi sebagai Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazha-yakov, dituntut menghalangi keadilan dengan berkonspirasi menghancurkan barang bukti berupa sebuah komputer laptop dan sebuah tas punggung yang berisi kembang api milik Tsarnaev.

Amerika mengatakan pihaknya telah mendapatkan kembali tas punggung tersebut dari sebuah tempat penampungan sampah, demikian pula bungkus kembang api yang isinya telah dikeluarkan.

Warga Amerika, Robel Phillipos dituntut berbohong kepada pihak berwenang dalam penyidikan atas ledakan tersebut.

Ketiga pria tersebut berusia 19 tahun dan jika terbukti bersalah mereka bisa menghadapi hukuman penjara dan denda yang besar. Pihak berwenang mengatakan ketiganya akan tampil untuk pertama kali dalam sidang mengenai tuntutan itu Rabu sore.

Kedua warga Kazakhstan itu sebelumnya telah ditahan selama lebih dari satu minggu atas dugaan pelanggaran visa pelajar. Para pejabat penegak hukum mengatakan keduanya datang ke Amerika untuk belajar di Universitas Massachusetts di Darmouth, kampus yang sama di mana Dzhokhar Tsarnaev terdaftar sebagai mahasiswa. Dzhokhar Tsarnaev pindah ke Amerika sepuluh tahun lalu dan menjadi warga negara Amerika lewat proses naturalisasi tahun lalu.

Setelah melakukan penangkapan, polisi mengatakan melalui Twitter, "Harap maklum tidak ada ancaman bagi masyarakat."

Selama berhari-hari setelah pemboman itu pihak berwenang mengatakan mereka yakin tersangka Tamerlan Tsarnaev, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi, dan saudara laki-lakinya Dzhokhar bertindak sendirian, bahkan ketika para penyelidik mencari petunjuk bahwa mereka mungkin mendapat bantuan dalam melaksanakan pemboman itu.

Sementara itu, janda Tamerlan Tsarnaev mengatakan ia ingin agar jenasah Tamerlan diberikan kepada sanak saudaranya.

Sambil pihak berwenang Amerika terus menanyai janda Tamerlan, Katherine Russell, pengacaranya mengatakan ia ingin agar jenasah suaminya diberikan kepada keluarga Tsarnaev. Ayah Tamerlan Tsarnaev, Anzor, pekan lalu mengatakan ingin menguburkan anaknya, dan para kerabatnya di Amerika mengatakan ingin meminta jenasah Tamerlan.

Para penyidik telah menghabiskan berjam-jam menanyai Russell minggu ini tentang informasi apapun yang dimilikinya mengenai bagaimana suaminya, usia 26 tahun, dan adiknya membuat bom, dan apa hubungan yang mungkin mereka miliki dengan orang lain.

Pihak berwenang Amerika mengambil sampel DNA dari rumah orangtua Russell di negara bagian Rhode Island. Para penyidik berusaha menentukan siapa lagi yang mungkin telah memegang panci presto berisi bom setelah menemukan DNA seorang wanita di salah satu panci tersebut.
XS
SM
MD
LG