Tautan-tautan Akses

Taiwan Usulkan Rencana untuk Redakan Ketegangan di Laut China Selatan


Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dalam sebuah konferensi pers di Taipei, Taiwan. (Foto: Dok)
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou dalam sebuah konferensi pers di Taipei, Taiwan. (Foto: Dok)

Presiden Taiwan menyerukan agar negara-negara yang terlibat mengesampingkan sengketa kedaulatan dan bersama-sama mengeksplorasi sumber daya alam.

Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, Selasa (26/5), mengungkapkan sebuah rencana untuk meredakan ketegangan di perairan Asia yang luas dan kaya sumber daya alam, di mana China telah membuat marah negara-negara tetangganya karena memperluas sebuah kepulauan untuk memperkuat klaimnya di kawasan itu.

Inisiatif Ma, yang diumumkan Selasa pada sebuah forum riset Asia-Pasifik di Taipei, menyerukan agar negara-negara yang terlibat mengesampingkan sengketa kedaulatan dan bersama-sama mengeksplorasi sumber daya alam.

Presiden Ma mengatakan, Taiwan siap bergabung dalam dialog-dialog terkait untuk menciptakan mekanisme kerjasama di Laut China Selatan.

Taiwan, China, Brunei, Malaysia, Vietnam dan Filipina mengklaim sebagian dari Laut China Selatan yang seluas 3,5 juta kilometer persegi. Perairan yang membentang dari ujung selatan Taiwan hingga Singapura ini kaya minyak, gas alam dan ikan. Di perairan itu juga terdapat rute-rute kapal internasional.

Belum jelas apa tanggapan China atas proposal Ma ini. Beijing pekan ini mengajukan keluhan resmi terhadap Amerika karena sebuah pesawat pengintai Amerika terbang di atas pulau yang diklaim China.

Beijing juga mengeluh karena Jepang berjanji untuk membantu Vietnam dan Filipina dalam masalah pertahanan sebagai tanggapan atas kekuatan militer China yang semakin berkembang.

Pada tahun 2012, Ma mengusulkan inisiatif perdamaian untuk mengatasi pertikaian di Laut China Timur, yang juga diklaim pemerintahnya, China dan Jepang.

XS
SM
MD
LG