Tautan-tautan Akses

Studi: Daging yang Diproses Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar


Daging ham yang dijual di toko swalayan di Richardson, Texas.
Daging ham yang dijual di toko swalayan di Richardson, Texas.

Risikonya meningkat lebih dari dua kali lipat bagi orang-orang yang memiliki varian-varian tertentu gen yang spesifik.

Banyak studi yang menunjukkan bahwa memakan terlalu banyak daging merah tidak baik untuk kesehatan, namun studi baru menemukan bahwa memakan daging yang diproses secara signifikan meningkatkan risiko kanker usus besar pada beberapa orang.

Memakan lima atau lebih hidangan daging yang diproses per minggu meningkatkan risiko kanker usus lebih dari dua kali lipat pada orang-orang yang memiliki varian-varian tertentu dari gen yang spesifik, menurut Jane Figueiredo dari fakultas kedokteran Keck di University of Southern California.

Kanker usus besar adalah salah satu bentuk utama penyakit kanker dan penyebab kematian di seluruh dunia.

Penemuan-penemuan tersebut berdasarkan pada analisis 10 studi sebelumnya yang melibatkan 18.000 responden di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Eropa, yang mengamati dampak-dampak kesehatan makan daging yang mengandung nitrat sebagai pengawet.

"Daging apa saja yang dikeringkan, diasap, dimasak atau dipaketkan. Dan bentuk paling umum adalah bacon, ham, sosis, hot dog, pate dan potongan dingin," ujar Figueiredo.

Para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan dua varian genetik yang menjadi fokus studi tersebut, dan yang memakan daging yang diproses hampir setiap hari, memiliki risiko tinggi kanker usus besar.

Figueiredo mengatakan perubahan dalam gen yang spesifik yang berpotensi membahayakan, adalah sangat umum, terjadi pada satu dari tiga individu.

Ia menambahkan, orang yang tidak memiliki varian tersebut tidak berarti dapat makan seenaknya karena masih ada risiko terkena meski lebih kecil.

Studi oleh Jane Figueiredo dan koleganya ini dipublikasikan di jurnal PLoS Genetics.
XS
SM
MD
LG