Tautan-tautan Akses

Studi: Autisme Bisa Terkait Perkembangan Otak Dalam Kandungan


Seorang anak dengan autisme dalam sesi terapi di sebuah sekolah di Beijing. (Foto: Dok)
Seorang anak dengan autisme dalam sesi terapi di sebuah sekolah di Beijing. (Foto: Dok)

Riset tersebut memperkuat bukti bahwa sesuatu sebelum kelahiran mungkin menyebabkan autisme, setidaknya pada beberapa kasus.

Sebuah studi yang meneliti otak anak-anak yang meninggal menemukan pola abnormal dari pertumbuhan sel pada anak-anak autistik.

Riset tersebut memperkuat bukti bahwa sesuatu sebelum kelahiran mungkin menyebabkan autisme, setidaknya pada beberapa kasus.

Kelompok-kelompok sel otak yang tidak beraturan ditemukan dalam sampel-sampel jaringan wilayah otak yang penting bagi pengaturan fungsi sosial, emosi dan komunikasi -- yang dapat menjadi masalah pada anak-anak dengan autisme.

Abnormalitas-abnormalitas ditemukan pada 10 dari 11 anak-anak dengan autisme, tapi hanya pada satu dari 11 anak-anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Otak anak-anak tersebut disumbangkan untuk penelitian setelah kematian, dengan penyebab antara lain tenggelam, kecelakaan, asma dan masalah jantung.

Para peneliti mengatakan kelompok-kelompok sel tersebut, dideteksi dengan tes laboratorium yang canggih, kemungkinan besar rusak saat trimester kedua atau ketiga kehamilan.

"Hal ini kemudian mempertanyakan pandangan populer lainnya mengenai autisme," termasuk teori yang secara ilmiah sudah dibantah, bahwa vaksin pada bayi dan anak-anak kemungkinan menyebabkan autisme, ujar kepala penelitian Eric Courchesne, seorang peneliti autisme di University of California, San Diego.

Para ahli yang tidak terlibat dalam stuti terbaru ini mengatakan hasil ini masih awal dan diperlukan studi-studi lebih luas untuk menentukan apakah perkembangan otak yang tidak umum yang ditemukan dalam studi ini menyebabkan masalah-masalah, dan apakah memang hal ini umum terjadi pada autisme atau bahkan pada orang-orang tanpa kelainan tersebut.

Sebab struktur abnormal tersebut tidak diketahui, barangkali mutasi gen atau faktor lingkungan, ujar Courchesne. (AP)
XS
SM
MD
LG