Tautan-tautan Akses

Rusia: Serangan Udara AS di Suriah Langgar Aturan Internasional


Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Umum PBB ke-69 di New York (26/9).
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dalam konferensi pers di sela-sela Sidang Umum PBB ke-69 di New York (26/9).

Rusia mengatakan setiap penggunaan kekuatan militer terhadap ancaman teroris harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan diketahui oleh negara di mana itu terjadi.

Rusia mengatakan bahwa Amerika dan sekutu-sekutu Arabnya yang melakukan pemboman terhadap militan ISIS melanggar hukum internasional karena tidak memperoleh izin dari pemerintah Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan setiap penggunaan kekuatan militer terhadap ancaman teroris harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional dan diketahui oleh negara di mana tindakan militer itu terjadi. Ia berbicara kepada wartawan di PBB melalui seorang penerjemah.

"Adalah penting untuk membangun kerjasama dengan pemerintah Suriah, walaupun sudah terjadi, karena dengan tidak mengikutsertakan pihak Suriah dalam upaya ini, maka tindakan yang dilakukan di wilayah mereka bukan hanya melanggar hukum internasional namun juga menyulitkan tercapainya upaya ini," ujarnya.

Berbeda dengan Irak yang telah meminta dilancarkannya serangan udara terhadap militan ISIS, serangan Amerika dan sekutu-sekutunya di Suriah dilakukan tanpa izin Presiden Bashar al-Assad.

Sebelum serangan udara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Jen Psaki mengatakan bahwa duta besar Suriah sudah diberitahu mengenai niat Amerika untuk mengambil tindakan, dan militer Suriah sudah diperingatkan untuk tidak menyerang pesawat militer Amerika.

Psaki mengatakan bahwa pemerintah Amerika tidak meminta izin dari pemerintah Suriah, tidak melakukan koordinasi, dan tidak memberikan pemberitahuan mengenai waktu dan target.

Kritik Menteri Luar Negeri Lavrov merupakan yang paling keras dalam Majelis Umum PBB di mana hampir seluruh pembicara memperingatkan adanya ancaman ISIS.

Presiden Obama tampaknya telah berhasil meredakan kekhawatiran terkait tindakan militer Amerika di kawasan Timur Tengah dengan mengikutsertakan angkatan udara Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Jordania dan Qatar.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan, mereka yang terlibat dalam kegiatan militer harus menaati hukum kemanusiaan internasional, namun tampaknya tidak mempersoalkan bahwa tindakan dilakukan tanpa persetujuan Suriah.

"Saya mencatat bahwa pemerintah Suriah sudah diberitahu sebelumnya. Saya juga mengetahui bahwa serangan dilakukan di kawasan yang sudah tidak dikuasai pemerintah. Saya berpendapat hal ini tidak bisa dipungkiri lagi – dan merupakan kesepakatan luas internasional – bahwa kelompok ekstremis ini merupakan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional."

Para pejabat Amerika juga mengatakan bahwa serangan ini bisa dibenarkan karena sebagian serangan menarget kelompok Khorasan, sebuah ranting al-Qaida, yang oleh pemerintah Amerika dikatakan sebagai ancaman terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya.

XS
SM
MD
LG