Tautan-tautan Akses

Protes di Mesir Berakhir Ricuh Setelah Presiden Keluarkan Dekrit


Para demonstran di Lapangan Tahrir berlarian setelah aparat melemparkan gas air mata ke arah mereka, Jumat (23/11).
Para demonstran di Lapangan Tahrir berlarian setelah aparat melemparkan gas air mata ke arah mereka, Jumat (23/11).

Kantor-kantor Ikhwanul Muslimin di berbagai kota di Mesir menjadi sasaran kekerasan massa, Jumat (23/11).

Para pengunjuk rasa di beberapa kota di Mesir menyerang kantor-kantor Ikhwanul Muslimin yang berkuasa, sementara kelompok pro-dan anti-pemerintah berdemonstrasi di Kairo lantaran dekrit kepresidenan yang baru.

Kekerasan itu terjadi sehari setelah Presiden Mesir Mohamned Morsi menempatkan dirinya tidak di bawah pengawasan siapapun juga dan bahwa keputusannya tidak dapat diubah oleh pengadilan atau otorita lainnya.

Ribuan pendukung oposisi termasuk politisi liberal Mohamad ElBaradei, mantan kepala badan tenaga atom PBB, berkumpul di Lapangan Tahrir hari Jumat menentang keputusan presiden itu, sementara polisi menembakkan gas air mata ke arah massa. ElBaradei menuduh presiden menjadikan dirinya sebagai "firaun baru" dengan mengambil begitu banyak wewenang.

Di kota-kota Port Said, Suez, dan Iskandariah, massa melemparkan batu dan bahan peledak serta membakar kantor-kantor Ikhwanul Muslimin. Di Iskandariah, orang terlihat melemparkan kertas dan benda-benda lain keluar dari jendela kantor sementara sebuah spanduk partai yang tergantung di dinding salah satu gedung dirobek ditengahnya. Para pengunjuk rasa meneriakkan, "Rakyat menghendaki jatuhnya rezim ini." Setidaknya belasan orang terluka.

Hari Jumat dalam pidato di depan para pendukungnya di istana kepresidenan, Morsi mengatakan ia ingin menggerakkan Mesir ke depan sebagai negara yang stabil dan aman dan tidak ingin menjadi satu-satunya penguasa di negara itu.
XS
SM
MD
LG