Tautan-tautan Akses

Presiden Jokowi Dorong Investor ke Indonesia


Presiden Joko Widodo bersama PM Kamboja Hun Sen di World Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta (20/4). (Dokumentasi Biro Pers Kepresidenan)
Presiden Joko Widodo bersama PM Kamboja Hun Sen di World Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta (20/4). (Dokumentasi Biro Pers Kepresidenan)

Presiden Jokowi memastikan perubahan besar sedang terjadi di Indonesia, menuju kondisi perekonomian yang lebih baik.

Saat membuka pertemuan Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur (World Economic Forum On East Asia/WEF-EA) ke-24 di Hotel Shangri-La, Jakarta Senin (20/4), Presden Joko Widodo mengajak para tamu asing peserta Forum untuk tidak ragu dalam berinvestasi di Indonesia.

"Rakyat kami adalah orang-orang yang pemberani. Rakyat kami adalah orang-orang yang bijaksana. Untuk itu bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, saya berdiri di forum ini hari ini untuk mengundang anda semua untuk bersama saya dan rakyat saya melakukan perjalanan dan petualangan yang luar biasa. Untuk bersama membuat keuntungan yang juga luar biasa. Jika anda ada masalah, anda bisa menghubungi saya," ujarnya.

Di hadapan lebih kurang 800 orang peserta Forum tersebut, Presiden Jokowi memastikan telah memerintahkan jajaran menteri Kabinet Kerja untuk mengungkapkan secara terbuka kondisi sebenarnya di Indonesia dan mendengar secara cermat berbagai masukan yang disampaikan para peserta konferensi.

Presiden juga menegaskan Indonesia sudah sampai ke tahapan untuk mengubah karakter dari negara konsumen menjadi negara produsen.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menuturkan tahapan-tahapan penting perubahan ekonomi Indonesia sejak era 1970an saat Indonesia masih dikenal sebagai penghasil minyak yang besar, hingga situasi saat ini dimana Indonesia dihadapkan pada situasi harga-harga komoditas anjlok dan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika seperti halnya yang terjadi di beberapa negara di dunia. Namun demikian Presiden Jokowi memastikan perubahan besar sedang terjadi di Indonesia, menuju kondisi perekonomian yang lebih baik.

"Saya katakan kepada anda semua.. Kami telah mampu menyelesaikan masalah di masa lalu, dan kami akan melakukannya lagi. Perubahan akan membawa sengsara dan menciptakan kubu yang menang dan yang kalah. Namun tidak akan ada kemajuan tanpa perubahan, tidak akan ada hasil tanpa rasa sakit. Bahkan dengan rasa sakitnya, rakyat kami tetap mengatakan: 'Tolong Pak Jokowi, bawa perubahan di negara ini," ujarnya.

Presiden Jokowi bersama sejumlah kepala pemerintahan Asia Tenggara dan Rusia berbagi pandangan tentang dampak perubahan global bagi kawasan regional pada Forum Ekonomi Dunia untuk Asia Timur.

Presiden Jokowi tampil bersama Perdana Menteri Kerajaan Kamboja Samdech Techo Hun Sen, Deputi Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan Deputi Perdana Menteri Federasi Rusia Arkady Dvorkovich.

Pada hari kedua ini, Forum Ekonomi Dunia Asia Timur 2015 memperbincangkan sejumlah tema. Tema-tema itu antara lain bagaimana memperkuat produk-produk negara ASEAN memasuki perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil di sela-sela pertemuan menjelaskan,forum ini juga membahas bagaimana MEA menyiapkan implikasi perubahan ekonomi dunia bagi kawasan ASEAN. Tantangan dan peluang dibahas dan diidentifikasi, salah satunya dengan penerapan teknologi informasi dan tepat guna untuk memperkuat komoditas ekspor.

"Kita punya komitmen untuk maju bersama. Kita identifikasigap, apa yang kita komit, apa yang mulai berjalan per tanggal 1 Januari 2016, dengan apa yang kita janjikan. Nanti menjelang itu kita akan ketemu. Pendekatan seperti ini adalah hal yang normal. Karena kita tidak bisa melaksanakan program Asean free trade atau Asean Economic Community itu seperti program satu malam," ujarnya.

Sofyan menambahkan, ada tiga pilar yang menjadi pembahasan utama dalamForum Ekonomi Dunia Asia Timur 2015. Pertama, masyarakat dunia yang mengidentifikasi potensi solusi untuk menekan tantangan sosial.

Kedua, ekonomi baru yang membahas peluang dan gangguan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur. Dan ketiga, kawasan regional baru yang tidak hanya mengkaji perkembangan kerja sama regional, tapi juga tekanan politik yang menghambat kemajuan.

Recommended

XS
SM
MD
LG