Tautan-tautan Akses

Presiden Burma Berlakukan Keadaan Darurat di Rakhine


Presiden Burma, Thein Sein (Foto: dok)
Presiden Burma, Thein Sein (Foto: dok)

Presiden Burma Thein Sein memberlakukan keadaan darurat di negarabagian Rakhine terkait kerusuhan dan kekerasan antar agama.

Presiden Burma memberlakukan keadaan darurat Minggu malam untuk negarabagian Rakhine di bagian barat Burma yang dilanda kerusuhan dan kekerasan antar agama antara Buddhist dan Muslim yang telah menjatuhkan korban jiwa.

Thein Sein memperingatkan dalam pidato televisi ke seluruh negara itu bahwa kalau kekerasan di negarabagian Rakhine menyebar lebih jauh, ini dapat membayakan langkah negara itu menuju demokrasi.

Ia memberlakukan keadaan darurat setelah kekerasan tiga hari di negara bagian Rakhine antara Buddhist dan para anggota suku Rohingya yang beragama Muslim, dimana sedikitnya tujuh orang telah tewas dan ratusan bangunan dibakar.

Biksu Buddha dan warga etnis Rakhine menggelar doa untuk seorang gadis yang terbunuh dan para korban kerusuhan di Pagoda Shwedago, Yangon (Rangun), Burma (10/6).
Biksu Buddha dan warga etnis Rakhine menggelar doa untuk seorang gadis yang terbunuh dan para korban kerusuhan di Pagoda Shwedago, Yangon (Rangun), Burma (10/6).
Pemimpin Burma itu mengatakan bahwa serangan kekerasan yang disulut oleh kebencian dan balas dendam yang didasarkan pada agama dan sukuisme dapat menjalar ke daerah lain negara itu. Ia mengatakan kalau itu terjadi, kestabilan dan perdamaian negara, proses demokratisasi dan pembangunan, yang sedang dalam transisi sekarang, dapat terhambat.

Hari Sabtu, pemerintah Burma mengerahkan pasukan keamanan tambahan ke Rakhine, dekat perbatasan dengan Bangladesh, untuk memulihkan perdamaian dan menegakkan jam malam, pasca pecahnya kerusuhan antara suku Rohingya dan kaum Buddha setempat.

Ketegangan telah meningkat di Rakhine sejak hari Minggu lalu, ketika massa Buddha menyerang sebuah bis dan membunuh 10 orang suku Rohingya. Mereka mengira suku Rohingya bertanggung jawab atas pemerkosaan yang dilakukan beramai-ramai dan pembunuhan seorang wanita Buddhist di wilayah tersebut.

Burma, yang juga dinamakan Myanmar, tidak menganggap suku Rohingya warga Burma. Menurut PBB ada kira-kira 800 ribu orang suku Rohingya di bagian barat negara itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG