Tautan-tautan Akses

Perempuan Nepal Akan Daki Gunung Tertinggi di Tiap Benua


Para pendaki dari Nepal (kiri ke kanan) -- Maya Gurung, Nimdoma Sherpa, Chunu Shrestha, Pema Dikki, Asha Singh, Shailee Basnet dan Pujan Acharya, di Katmandu. (AP/Niranjan Shrestha)
Para pendaki dari Nepal (kiri ke kanan) -- Maya Gurung, Nimdoma Sherpa, Chunu Shrestha, Pema Dikki, Asha Singh, Shailee Basnet dan Pujan Acharya, di Katmandu. (AP/Niranjan Shrestha)

Sekelompok perempuan Nepal akan mendaki gunung tertinggi di tujuh benua sebagai bagian kampanye pemberdayaan perempuan.

Dari 3.755 orang yang telah mendaki Gunung Everest, lebih dari setengahnya adalah warga Nepal, namun hanya 21 diantaranya adalah perempuan.

Dengan maksud mengubah citra maskulin dalam pendakian gunung di negara itu, tujuh perempuan Nepal mengumumkan misinya untuk mendobrak pembatas dengan mendaki gunung tertinggi di tujuh benua.

Berusia antara 21 tahun dan 32 tahun, para perempuan ini telah mendaki Everest di Asia, Kosciuszko di Australia dan Elbrus di Europe. Mereka sedang bersiap mendaki Gunung Kilimanjaro di Afrika untuk menandai Hari Perempuan Internasional minggu ini.

“Tujuan utama misi kami adalah mendorong perempuan dalam bidang pendidikan, pemberdayaan dan lingkungan,” ujar Shailee Basnet, 29, pemimpin tim tersebut sebelum mereka pergi ke Afrika.

Perempuan di daerah Himalaya ini jarang mendapat kesempatan mendaki gunung karena mereka harus tinggal di rumah sementara para pria memimpin ekspedisi atau membawa perlengkapan bagi pendaki-pendaki dari negara-negara barat.

Baru pada 1993 ada perempuan Nepal, yaitu Pasang Lhamu, yang mencapai puncak Everest setinggi 8.850 meter. Namun ia meninggal saat menuruni gunung.

Menurut Ang Tshering dari Asosiasi Pendakian Nepal, perempuan Nepal sendiri secara tradisional tidak tertarik mendaki gunung.

“Hanya baru-baru ini saja perempuan memperlihatkan ketertarikan mereka,” ujar Tshering.

Sejak mereka mendaki Everest pada 2008, perempuan-perempuan ini telah berbicara di lebih dari 100 sekolah di seluruh Nepal untuk memberitahu para siswa mengenai misi mereka.

“Kami berharap menarik lebih banyak perempuan untuk mendaki gunung, baik sebagai profesi maupun hobi,” ujar Pema Dikki, 25, salah satu anggota tim.

Basnet mengatakan para anggota tim telah menghabiskan tabungan mereka, meminjam uang dan mencari sponsor untuk membiayai peralatan yang mahal, izin mendaki dan tiket pesawat.

Tim tersebut berencana berbicara pada para siswa di Afrika untuk menyebarkan pesan mereka, “Kalian dapat mendaki Everest kalian,” untuk mendorong siswa perempuan tetap bersekolah.

Dua orang perempuan pendaki dari Tanzania dan satu dari Afrika Selatan akan bergabung dalam pendakian Kilimanjaro.

Nepal memiliki delapan dari 14 gunung yang memiliki ketinggian lebih dari 8.000 meter. (AP/Binaj Gurubacharya)

Recommended

XS
SM
MD
LG