Tautan-tautan Akses

Pemerintah Jamin Kebutuhan Pangan di Musim Penghujan Tercukupi


Seorang ibu tengah mendorong gerobak jualannya di sebuah area perumahan di Jakarta (VOA/Iris Gera). Pemerintah menjamin cukup tersedianya bahan kebutuhan pangan bagi seluruh wilayah tanah air di musim penghujan seperti sekarang ini.
Seorang ibu tengah mendorong gerobak jualannya di sebuah area perumahan di Jakarta (VOA/Iris Gera). Pemerintah menjamin cukup tersedianya bahan kebutuhan pangan bagi seluruh wilayah tanah air di musim penghujan seperti sekarang ini.

Pemerintah menjamin stok pangan di saat musim penghujan seperti sekarang ini, akan dapat mencukupi kebutuhan warga di seluruh wilayah tanah air.

Kepada pers di Jakarta, Jum’at (18/1), Menko Hatta Rajasa menegaskan pemerintah akan berupaya keras mengamankan stok komoditas pangan terutama beras dan pengamanan dilakukan di berbagai wilayah termasuk proses distribusi di pelabuhan-pelabuhan.

“Dilaporkan yang mengalami kenaikan itu seperti cabai memang mengalami kenaikan karena musim hujan biasanya ada gangguan produksi, untuk bahan pangan pokok tidak mengalami gangguan berarti karena stoknya cukup termasuk juga BBM (bahan bakar minyak). Sekarang kita, yang penting menjaga transportasi ini agar tidak mengganggu," kata Menko Rajasa. "Kita harapkan kedepan ini terutama pada penyeberangan Merak-Bakauheni yang paling vital, juga penyeberangan Lombok, Bali kemudian Madura dan yang juga yang mengalirkan arah timur Indonesia. Ingat, sampai NTB (Nusa Tenggara Barat), itu truk-truk mengalir terus melalui penyeberangan. (Hal) ini dilaporkan masih tetap lancar, ada gangguan sedikit tapi tidak terlalu berat gangguannya,” lanjutnya.

Khusus untuk stok daging ditambahkan Menko, Hatta Rajasa pemerintah akan terus melakukan evaluasi agar stok daging tidak kosong. Menko Hatta Rajasa juga berharap berbagai kendala yang dihadapi Indonesia termasuk musim penghujan saat ini tidak menganggu stok dan distribusi daging karena pemerintah juga sedang berupaya menekan impor.

“Daging akan ada evaluasi karena saya sudah meminta menteri perdagangan dan menteri pertanian untuk terus melakukan evaluasi. Ingat, kita bertekad untuk swasembada. Jangan terlalu cepat menyerah ketika terjadi gangguan," jelas Menko Rajasa. "Kalau memang nyata-nyata (hasil produksi dari) peternak kita sudah dibeli semua dan masih kurang , ya harus kita tambah. Karena rakyat kita tidak boleh membeli dengan harga yang mahal. Terutama (bagi) para pengrajin, pengrajin bakso, pengrajin-pengrajin yang bahan bakunya daging, itu harus membeli dalam harga stabil dan terjangkau,” lanjutnya.

Dalam kesempatan berbeda seorang pedagang kebutuhan pangan, Yuriatin menjelaskan seluruh komoditas dagangannya mengalami kenaikan harga signifikan karena terbatasnya stok di pasar-pasar induk. Jika stok tersedia ditambahkannya harganya pun sangat tinggi karena distribusi tersendat akibat musim penghujan.

“Apa aja naik, wortel ya naik, buncis naik, naik semualah perdagangan itu. Terus yang tadinya nggak naik (seperti) ikan asin, malah (sekarang) mahal banget, naiknya separonya. Sulitnya, barang buah-buahan itu susah, jadinya mahal banget, terus yang susah, ikan basah tuh. Ada sih ada tapi lembek-lembek. Itu kan ikan sudah di es berapa hari baru dijual," kata Yuriatin.

Beberapa komoditas pangan yang harganya naik diantaranya cabai karena beberapa hari lalu harganya sekitar Rp18 ribu per kilogram, saat ini mencapai sekitar Rp 30 ribu per kilogram. Bawang merah sebelumnya sekitar Rp 10 ribu per kilogram saat ini sekitar Rp 20 ribu perkilogram dan harga telur ayam sebelumnya sekitar Rp 14 ribu per kilogram saat ini mencapai sekitar Rp 25 ribu per kilogram.

Menurut pantauan VOA di pasar, hingga saat ini harga beras masih normal, yaitu untuk kualitas rendah sekitar Rp 7 ribu per kilogram, kualitas sedang Rp 12 ribu per kilogram dan kualitas tinggi sekitar Rp 17 ribu per kilogram.

Sementara, sejak minggu lalu terjadi antrian panjang truk yang membawa bahan pangan dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera dan sebaliknya dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa di Pelabuhan Merak, Banten dan Pelabuhan Bakauheni, Sumatera. Antrian terjadi hingga 15 kilometer karena kapal dilarang menyeberang akibat cuaca buruk yang menyebabkan ketinggian ombak mencapai sekitar empat meter. Jika cuaca sudah memungkinkan, jumlah kapal yang dikerahkan untuk menyeberang juga dibatasi karena dikhawatirkan terjadi perubahan cuaca secara ekstrem saat kapal berada ditengah laut.

Selain tersendatnya distribusi, para pengendara juga mengeluh komoditas yang dibawa membusuk seperti cabai, bawang merah dan bawang putih. Kondisi tersebut juga berdampak negatif pada kesehatan hewan yang didistribusikan seperti ayam, kambing dan sapi.

Recommended

XS
SM
MD
LG